Kemeriahan Awarding Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kolabik) Kota Pasuruan 2022

Kemeriahan Awarding Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kolabik) Kota Pasuruan 2022

PARA pemenang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kolabik) bersama Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo.-istimewa-

PASURUAN, HARIAN DISWAY - Sepuluh pemenang Kompetisi Inovasi Pelayaban Publik (Kolabik) Kota Pasuruan diumumkan di awarding yang digelar Rabu, 21/12/2022, di aula BJ Perdana, Kota Pasuruan.

Tiga di antara sepuluh pemenang tersebut masuk best three (tiga terbaik) sehingga mendapatkan hadiah Rp 5 juta. Sedangkan tujuh pemenang lainnya memperoleh hadiah Rp 1 juta.

Tiga terbaik diraih oleh Dinas Perikanan (Bandeng Jelak Serbu Restoran), Puskesmas Karangketug (Buih Jadi Permadani), serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Jalan Berdua).

Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengapresiasi kompetisi tersebut. Orang nomor dua di Kota Pasuruan itu mengatakan, saat ini reformasi birokrasi harus benar-benar dipahami dan dipraktikan. Pelayanan publik di era serbadigital ini, diminta Mas Adi, dapat membawa dampak nyata terhadap masyarakat.

”Inovasi bukan hanya menciptakan yang baru, tapi juga bisa memperbarui dari yang lama. Intinya, inovasi hari ini jangan hanya casing,” ujar Mas Adi dalam sambutannya.

Apresiasi juga datang dari perwakilan Biro Organisasi Setda Pemprov Jawa Timur. Diwakili Rahmat Wahyu Kurniawan, peserta kolabik di Kota Pasuruan adalah agen perubahan untuk membuat pelayanan publik makin mudah dan efisien. 

”Birokrasi harus responsif dan adaptif terhadap pembaruan karena kita tidak tahu bagaimana ke depannya. Maka, njenengan semua ini sesungguhnya adalah agen perubahan untuk masa depan Kota Pasuruan,” ujar Rahmat.

Kolabik 2022 diselenggarakan Bagian Organisasi Setda Kota Pasuruan. Kepala Bagian Organisasi Cindy Tri Siwiyanti mengungkapkan, garis besar diselenggarakannya kolabik adalah menghidupkan kembali semangat bekerja secara kreatif dan inovatif. Menurut dia, di era 4.0 saat ini, tantangan juga berlaku pada sektor pelayanan publik.

”Di tengah arus digitalisasi dan era 4.0 juga menjadi tantangan bagi perangkat daerah yang memiliki unit pelayanan publik. Tujuan kompetisi ini adalah memacu setiap pelayanan publik memiliki budaya kreatif dan inovatif sehingga reformasi birokrasi bukan hanya di belakang meja,” ungkap Cindy.

Sebelumnya 54 peserta mendaftar kompetisi bergengsi itu. Kemudian, dikerucutkan menjadi top 20 dan dipilih menjadi top 10. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: