Sejarah dan Konflik Surat Ijo Surabaya: Rekom Berharga Gubernur Soekarwo dan Khofifah (26)

Sejarah dan Konflik Surat Ijo Surabaya: Rekom Berharga Gubernur Soekarwo dan Khofifah (26)

Gubernur Jatim Soekarwo dan penerusnya Gubernur Khofifah Indar Parawansa bertemu di Gedung Negara Grahadi.-Humas Kemensos RI-

Pemprov Jatim ikut membantu penyelesaian konflik surat ijo antara Pemkot Surabaya melawan warganya sendiri. Gubernur Soekarwo mengirim surat rekomendasi pemerintah pusat ikut membantu mengurai sengketa vertikal itu.

 



Surat pertama dikirim pada 30 November 2018. Soekarwo bersurat ke Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Soekarwo menganggap salah satu konflik agraria terbesar di Indonesia itu sudah terlalu lama dibiarkan berlarut-larut.

 

Surat dari Pakde Karwo itu adalah buntut dari seminar nasional yang digelar di kampus Universitas Negeri Surabaya (Ubaya), Juli 2018. Wakil wali kota Whisnu Sakti Buana ikut dalam pembahasan itu. 

 

Whisnu menjelaskan Pemkot Surabaya sudah melakukan langkah sejak dulu untuk menyelesaikan masalah Surat Ijo. Bolak balik pula ke Jakarta untuk meminta payung hukum pelepasan surat ijo Secara gratis. 

 

Namun kala itu pemerintah pusat masih belum menemukan jalan keluar. Whisnu menyatakan pemkot siap melepas surat ijo apabila pemkot aman. Tidak terseret kasus hukum.

 

Whisnu yang kini jadi dewan pembina Komunitas Pejuang Surat Ijo Surabaya (KPSIS) juga belum menemukan celah penyelesaian. Saat itu ia belum berfikir bahwa tanah surat ijo adalah tanah negara. Apabila pemkot mengembalikannya ke negara, maka warga bisa memilikinya secara cuma-cuma.

 

Sayangnya saat itu rekom dari Pakde Karwo belum direspon. Pejuang surat ijo menghadap ke Khofifah Indar Parawansa yang meneruskan kepemimpinan Jatim. Khofifah membuat surat yang sama ke pemerintah pusat.

 

Kali ini surat juga ditembuskan ke Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Wali Kota Tri Rismaharini, Ketua DPRD Jatim, BPK Jatim, serta Kakanwil BPN Jatim.

 

Gerakan  Pejuang Hapus Surat Ijo (GPSIS) menindaklanjuti surat ijo dengan terbang ke Jakarta. Ada almarhum  Taufik Iman Santoso pembina Komunitas Pejuang Surat Ijo Surabaya (KPSIS), serta Moch. Faried pembina Perkumpulan Pemegang Surat Ijo Surabaya (P2TESIS) yang berangkat.

 

Perjuangan mereka membuahkan hasil. Bahkan kelak urusan surat ijo sampai didengar oleh Presiden Joko Widodo. (Salman Muhiddin)

 

Pejuang Surat Ijo Bertemu Moeldoko, BACA BESOK! 




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: