Januari Ekspor Jatim Melemah

  Januari Ekspor Jatim Melemah

Suasana bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) Jawa Timur, Kamis (2/2/2023).-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- EKSPOR Jawa Timur pada Januari 2023 kembali melemah. Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, penurunan ekspor pada bulan lalu sebesar 6,19 persen (year-on-year/YoY), dari USD 1,82 miliar di Januari 2022 menjadi USD 1,71 miliar.

Ekspor nonmigas menjadi penyebab utama turunnya nilai ekspor di Jatim (YoY). Penurunannya mencapai 8,38 persen. Sementara itu, ekspor migas menjadi kontribusi positif. Terjadi pertumbuhan 92,45 persen (YoY).

Berbeda jika dibandingkan dengan Desember 2022. Penurunannya mencapai 12,78 persen (MtM). Dari USD 1,96 miliar menjadi USD 1,71 miliar. Ekspor migas dan nonmigas tercatat mengalami pelemahan.

”Kalau kita perhatikan tiga tahun terakhir, di 2021 dan 2022, terjadi fluktuatif. Meskipun secara pola hampir mirip. Tapi, angka ekspor tahun ini lebih baik jika dibandingkan 2021 yang hanya USD 1,53 miliar,” kata Kepala BPS Jatim Dadak Hadiawan, Rabu, 15 Februari 2023.

Memang pada praktiknya, ekspor di Jatim didominasi nonmigas. Yakni, 95,55 persen dari total ekspor. Ekspor migas hanya 4,45 persen, pertanian 3,26 persen, terakhir pertambangan 0,17 persen.

Secara detail, beberapa komoditas tercatat mengalami pertumbuhan ekspor. Pertama, produk kimia sebesar USD 7,07 juta, produk farmasi USD 4,94 juta, bahan kimia nonorganik USD 4,86 juta, serta mesin dan perlengkapan listrik USD 3,14 juta. Terakhir barang dari besi dan baja sebesar USD 1,45 juta.

Sementara itu, dari catatan mereka, komoditas yang memiliki peran terbesar menurunkan angka ekspor di Januari 2023 adalah perhiasan atau permata sebesar USD 76,42 juta serta ikan, krustasea, dan moluska USD 28,72 juta.

Lalu, komoditas besi dan baja USD 23,94 juta serta lemak dan minyak hewan nabati USD 16,88 juta. Terakhir tembaga sebesar USD 10,61 juta. ”Kalau negara tujuannya, tertinggi dikirim ke Jepang, Uni Emirat Arab, dan Vietnam,” ucapnya.

Pasar ekspor terbesar Jawa Timur masih berada di negara-negara di Asia. Total pengirimannya 19,34 persen atau USD 0,32 miliar. Lalu, ke negara-negara di Eropa hanya 7,91 persen atau USD 0,13 miliar.

Kondisi impor barang ke Jatim juga tidak jauh beda. Bulan lalu, impor mengalami penurunan 15,11 persen (month-to-month/MtM), dari USD 2,59 miliar menjadi USD 2,20 miliar. Kinerja impor sektor migas dan nonmigas menjadi penyebab turunnya angka impor Jatim.

Impor migas Januari 2023 ke Jawa Timur turun 31,94 persen, dari USD 470,28 juta menjadi USD 320,08 juta (MtM). Impor migas menyumbang 14,56 persen dari total impor Jawa Timur di bulan itu. Sisanya disumbang nonmigas. Yakni, 85,44 persen.

Nilai impor migas itu mengalami penurunan 38,02 persen jika dibandingkan Januari 2022 (YoY). Malah kinerja impor impor nonmigas naik 7,69 persen, dari USD 1,74 miliar menjadi USD 1,88 miliar (YoY). (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: