Cara Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya Melatih Kemandirian Anak

Cara Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya Melatih Kemandirian Anak

Outbound Siswa Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) --

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Out of Boundaries SD sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) diadakan kembali, setelah sekian lama vakum. Tanpa didampingi orang tua, anak-anak dilatih untuk mandiri dan mampu beradaptasi di lingkungan baru.

--

Rintik hujan turun membasuh area permainan Argo Mulia Prigen Pasuruan. Air itu juga membasuh wajah penuh semangat siswa siswi Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM). 

 

Acara yang  berlangsung tiga hari dua malam untuk siswa kelas satu sampai tiga SD, dengan berbagai macam agenda kegiatan.

 

Menjadikan acara tersebut penuh warna. Diikuti 200 an peserta dengan mengusung tema Joyfull Friendship, outbond kali memiliki target utama untuk membangun kebersamaan dan persahabatan.

 

"Untuk outbond kali ini memang memiliki target yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini agak kita turunkan intensitas untuk kegiatan fisiknya.

 

Inikan anak-anak sebelumnya masuk secara daring, pasti terjadi perbedaan ketika masuk secara luring. Proses adaptasi itu target utamanya," terang Aziz Badiansyah (42), direktur pendidikan Sekolah Alam Insan Mulia. 

 

Kondisi anak pasca pandemi, agaknya memiliki fisik kurang terkondisikan dengan baik. Aziz mengungkapkan anak-anak cepat drop ketika mengikuti kegiatan outdoor sekolah.

 

Maka dari itu outbound kali ini juga mengadakan kegiatan fisik. Ada beberapa arena kegiatan, mulai highrope dengan permainan flying fox, wall climbing, dan titian monyet, itu melatih keberanian anak-anak.

 

Lalu ada fun game untuk melatih kerja sama tim. Serta Edu farming, yang mana kegiatan tersebut mengajak anak-anak menyusuri kebun juga memberi makan sapi. Hal tersebut berguna untuk mengenalkan dunia baru bagi mereka. 

 

Terlihat anak-anak sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan, meski cuaca kadang tiba-tiba berubah. 

 

Uniknya, pada kegiatan ini anak-anak tidak didampingi orang tuanya. Wah menarik. 

Bayangkan anak-anak berumur 6 sampai 9 tahun, sudah dilatih untuk mandiri. 

 

"Pembangunan karakter, kemandirian, merupakan hal yang juga ingin kami pertebal. Jika dirumah anak-anak dilayani, disini anak-anak untuk makan pun harus mengantri bahkan mengambil makan sendiri," ungkap Aziz Badiansyah yang akrab disapa Ustadz Aziz. 

 

"Hal tersebut sejatinya guna mempertegas proses yang sudah kami lakukan di sekolah. Apakah jika anak-anak ini ditempatkan pada lingkungan baru akan tetap konsis, istiqomah, tetap bisa mandiri dan melayani dirinya dengan baik seperti di sekolah," tambahnya. 

 

Kalimat-kalimat motivasi pada banner yang mengelilingi area bermain anak-anak, menambah semarak semangat kegiatan tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: