Meneruskan Semangat Hompimpa di Kampung Lali Gadget, Tertarik Jadi Volunteer?
Irfandi baju merah bersama kawan-kawan penggerak Kampung Lali Gadget Wonoayu, Sidoarjo.--
SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Irfandi Founder Kampung Lali Gadget (KLG) menggelorakan lagi permainan Hompimpa. Permainan syarat makna dengan "mantra" bahasa Sansekerta.
"Hompimpa Allaihom Gambreng," ucap anak-anak yang bermain di Balai Among, KLG, Wonoayu, Sidoarjo dengan kompak.
Mantra itu dulu sering kita dengar ketika masih kanak-kanak. Seiring perkembangan teknologi, permainan tradisional itu mulai menghilang.
Kampung Lali Gadget menghidupkan lagi permainan itu. Sudah berbagai kegiatan diadakan oleh KLG yang melibatkan masyarakat desa dan berbagai komunitas.
Hal tersebut bertujuan untuk memantik tumbuhnya pendidikan layak untuk anak di tengah masyarakat, ekonomi kreatif pedesaan, literasi, dan perlindungan anak.
Sekelompok mahasiswa menjajal permainan egrang di Kampung Lali Gadget, Wonoayu, Sidoarjo.-Afdholul Arrozy-Harian Disway-
Kampung Lali Gadget terbuka untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dalam gerakan tersebut. KLG menyebutnya Culture HUB/terminal budaya, ruang merdeka bagi semua orang untuk saling berdiskusi, bertukar ide, guna terus berinovasi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan berkarakter.
KLG bercita-cita dapat menjadi inspirasi dalam pembangunan kampung layak anak, sebagai upaya menjaga dan mendidik generasi Indonesia kedepan.
Kampung layak anak bertujuan untuk memberikan sebuah jaminan ruang sosial yang ramah bagi anak, juga sebagai ruang perlindungan anak. Dikutip dalam bukunya Hillary Clinton mantan menteri luar Amerika Serikat, “It takes a village to raise a child.” Dibutuhkannya sebuah desa yang layak anak untuk membesarkan dan mendidik anak.
Achmad Irfandi atau yang akrab dipanggil Cak Soek menyatakan, ingin mengajak pemuda untuk mau berkontribusi bersama mewujudkan cita-cita tersebut. KLG membuka kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi volunteer Kampung Lali Gadget. Belajar dan saling menebar kebermanfaatan.
“Pemuda itu terus aja berlari. nggak usah berhenti lihat kanan kiri. Hanya orang tua yang berjalan pelan, hanya orang tua yang berpikir statis dan tidak kreatif,” terangnya.
Ia menganggap, manusia yang dikaruniai pikiran dan akal oleh tuhan, tidak layak jika hanya hidup untuk mencari makan. Manusia dikaruniai akal dan pikiran seharusnya bisa berbuat lebih.
“Kalo kita hanya hidup untuk mencari makan itu hewan pun juga hanya mencari makan, apa bedanya?” Ucap pemenang Satu Indonesia Award 2021 bidang pendidikan
“Hompimpah Allaihom Gambreng! Hom artinya Tuhan, Pimpa Allaihom kembali kepada Tuhan, Gambreng lakukanlah. maka sebelum kita kembali kepada Tuhan kita harus melakukan sesuatu, berkontribusi dan bermanfaat untuk kehidupan sekitar,” tambah pria asal Sidoarjo tersebut.
Menarik dan inspiratif. Bagaimana tertarik ingin bergabung menjadi bagian dari KLG? (Alfian Nur Riski).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: