Aksi Peduli Lingkungan OPPA SecondMuse di Surabaya, Sidoarjo dan Ponorogo
Aktifitas relawan dari KPL Sae, melakukan pengelolaan sampah di TPS Desa Durung Bedug, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jumat, 10 Maret 2023-Andika Bagus Priambodo-
SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Tim Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) - SecondMuse sedang berkutat di Jawa Timur. Ada tiga daerah yang menjadi jujukan mereka: Surabaya, Sidoarjo, dan Ponorogo.
Mereka menuntaskan program Waste System Community 2Scale (WSC2Scale). Digarap bersama tiga organisasi peduli lingkungan dan pengelola sampah di tiga daerah tersebut. Yakni, Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS), Keluarga Pitu Lokatara (KPL) Sae, Sidoarjo, dan organisasi lingkungan di Ponorogo.
WSC2Scale adalah program nasional, yang mereka kerjakan setelah sukses menuntaskan program sebelumnya. Yaitu, Waste Community Accelerator. Mereka menggarap program WSC2Scale sejak 2022.
Harapannya, mampu memperkuat lagi peran bisnis dan organisasi pengelolaan sampah di Jawa Timur. Sekaligus untuk mengurangi pencemaran polusi sampah plastik di lingkungan.
BACA JUGA:Erick Thohir Merasa Tidak Enak Pecat Direktur Pertamina: Tapi Saya Punya Alasan!
Sebelum program itu digarap, OPPA juga memberikan konsultasi, pendampingan insentif dan berpartisipasi dalam kunjungan lapangan. Seperti, yang mereka lakukan terhadap salah satu peserta program itu di Sidoarjo.
Tim OPPA - SecondMuse mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Desa Durung Bedug, Kecamatan Candi, Sidoarjo, yang dikelola oleh KPL Sae, Sidoarjo, Selasa, 7 Maret 2023.
Founder KPL Sae, Hengky Ceda (kanan berkopyah) meninjau relawan melakukan pengelolaan sampah di TPS Desa Durung Bedug, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jumat, 10 Maret 2023-Andika Bagus Priambodo/Harian Disway-
"Kami ingin memastikan program itu berjalan dengan baik. Sekaligus melakukan evaluasi dalam teknis pengelolaan organisasi," ujar Renni Widya, manajer program SecondMuse, Jumat, 10 Maret 2023. "Kita juga akan melakukan monitoring ke peserta lainnya, Surabaya dan Ponorogo," lanjut Renni.
Bahkan, mereka tengah merencanakan untuk membuka program baru. "Rencana ke depan kami masih dalam tahap perencanaan. Program untuk mendukung ekonomi sirkular di Indonesia. Yang jelas masih dalam area sirkularitas sampah plastik," imbuh Renni.
Sejatinya, program nasional yang dikerjakan OPPA-SecondMuse, banyak memberikan manfaat, baik untuk menekan beban sampah rumah tangga, maupun membuka peluang pekerjaan. Itu, seperti yang dirasakan oleh organisasi peduli lingkungan di Sidoarjo: KPL Sae.
BACA JUGA:Pegawai DJP Banyak Nyambi Jadi Konsultan Pajak
BACA JUGA:Indonesia Raya Tiga Stanza di Drama Musik Bangunlah Jiwanya
Dengan menggunakan alat pengolah sampah, serta dibantu belasan relawan di TPS 3R, Desa Durung Bedug. Setelah berjalannya program itu, maka beban sampah turun hingga 50 persen, atau menjadi 4,5 ton, dari beban sampah sebelum tak terkelola itu.
"Ada pun 2 ton sampah yang terpilah bernilai ekonomis. Seperti, plastik dan kardus. Termasuk, sampah sisa makanan yang terolah dengan baik, atau menjadi itu pupuk kompos," ujar Hengky Ceda, Founder KPL Sae.
Selain menekan beban sampah, KPL Sae pun mampu membuka lapangan pekerjaan. Masyarakat bisa dapat penghasilan di bidang pengangkutan atau pemilahan sampah.
Selama beroperasi, relawan yang terbagi menjadi 6 tim mampu mengangkut beban sampah 75-100 KK. Rata-rata setengah ton per hari di lingkungan Desa Durung Bedug.
"Kita terus sosialisasikan. Mencari kader-kader baru. Menjaga lingkungan, dari populasi sampah. Yang sekaligus dapat diharapkan mereka, sebagai penghasilan tambahan," tandas Hengky. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: