Malas Gerak, Awas Terjebak di Lingkaran Freeze Mode!

Malas Gerak, Awas Terjebak di Lingkaran Freeze Mode!

Ilustrasi bermain sosial media tanpa henti-Ketut Subiyanto-Pexels

HARIAN DISWAY- Beberapa orang mengalami hal-hal seperti malas mencuci, meskipun baju bersih di lemari tinggal sedikit. Scroll instagram maupun tiktok berjam-jam sulit berhenti, bahkan ibu bisa saja mengomel sepanjang hari karena anaknya terlalu malas.

 

Well, jika kondisi itu terjadi terus menerus secara signifikan, bukan hanya sekedar malas, tapi nyatanya tubuh sedang mengaktifkan mode freeze

 

Dalam jurnal penelitian psikologi milik F. Jarvik dan Dan Russel (2018), menambahkan freeze mode atau mode pembekuan sebagai respon perilaku yang umum terjadi pada manusia. Mudahnya, respon ini yang membuat seseorang bisa berpura-pura tak berdaya jika ada serangan.

 

Freeze bukan satu-satunya mode yang dimiliki otak untuk merespon kondisi bahaya. Ada tiga jenis respon lainnya, yaitu fight (melawan), flight (melarikan diri), dan fib (berbohong). Empat mode dalam otak manusia memang dirancang sebagai mekanisme perlindungan diri untuk memastikan kelangsungan hidup pada saat bahaya, stres ekstrem, atau trauma.

 

Sehingga saat menghadapi ancaman, otak seketika beraksi dalam sekejap memutuskan cara terbaik melindungi diri. Jadi, kemalasan berkepanjangan yang terjadi pada sebagian orang bukan dilakukan secara sadar, melainkan respon alami tubuh yang melindungi diri dari stress atau trauma.

 

Banyak orang dalam mode itu akhirnya merasa menemukan zona nyaman yang sebenarnya bisa jadi bumerang untuk diri sendiri. Sering menunda-nunda dan mengulur waktu membuat banyak pekerjaan terbengkalai, pola hidup semakin kacau, dan akhirnya kembali stres karena merasa kesulitan menghadapi segala hal.

 

Beberapa saat boleh menikmati zona nyaman untuk kembali mengisi energi, merenung, dan menumbuhkan motivasi diri. Sebelum semakin runyam, dari dalam diri harus bisa mengajak pikiran bawah sadar untuk mengaktifkan mode fight dengan positif. Serta meyakinkan otak bahwa dirimu bisa bertahan melewatinya.

 

Jika seseorang sedang berada di fase ini, hal pertama yang bisa dilakukan untuk mematikan mode freeze yaitu dengan menenangkan pikiran. Abaikan omongan orang sekitar yang menyakitkan untuk menyadari kondisi diri saat ini.

 

Mengatasi kecemasan bisa dilakukan dengan relaksasi seperti, mendengarkan suara napas yang keluar dan masuk ke dalam tubuh secara perlahan. Kemudian, mulai membaur dengan lingkungan sekitar.

 

Lakukan secara bertahap seperti menghirup udara pagi hari, atau jalan-jalan di sekitar taman agar pikiran terangsang untuk menjadi lebih aktif. Dan jika memungkinkan, mengutip dari pine rest, coba untuk menemukan tempat yang dirasa aman dan nyaman dari segala intimidasi permasalahan agar kepala lebih dingin dan hati lebih tenang saat memikirkan sesuatu.

 

Sementara, jika kita merasa orang terdekat sedang dalam fase itu, alih-alih mengecapnya pemalas, bantu mereka kembali berbaur dengan sekitar, dukung mereka untuk menghadapi tantangan, dan buat mereka percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saling mendukung satu sama lain akan memberikan stimulus emosi yang baik dan menciptakan lingkungan yang sehat (Hendrina Ramadhanti).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: additude