Emil Relakan Putra Khofifah
Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak memberikan pernyataan kepada wartawan tenkait mundurnya putra Khofifah, Ali Mannagali Parawansa,, dari kepengurusan Partai Demokrat Jatim.-Foto: Michael Fredy Yacob-Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY -- Keputusan Ali Mannagalli Parawansa keluar Partai Demokrat akhirnya direspons oleh Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak. Wakil gubernur Jatim itu terlihat santai menanggapi mundurnya putra bungsu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang belum setahun dilantik sebagai wakil ketua DPD Partai Demokrat Jatim.
”Keputusannya (Ali Mannagalli Parawansa) harus kita hargai,” kata Emil, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Senin, 13 Maret 2023.
Emil mengaku sering berkomunikasi dengan Khofifah terkait karir planning Ali. “Secara personal, komunikasi di belakang layar itu yang banyak orang tidak mengetahui sebenarnya. Jalur akademis dan profesional itu banyak dibahas,” kata Emil.
Karena itu, suami Arumi Bachsin itu sangat mendukung keputusan yang diambil Ali. Ia tidak mau melarang saat Ali berpamitan melalui video di akun Instagram @aliparawansa pada 8 Maret 2023. Unggahan itu akhirnya dihapus oleh Ali.
Ali Mannagalli Parawansa (kiri) dan Emil Elestianto Dardak.-FOTO: Instagram @aliparawansa-
“Pengunduran diri ini sesuatu yang sah. Niat saya tulus mendukung sebagai seorang adik yang dititipkan ke saya oleh Ibu (Khofifah) untuk dibina. Jadi saya melihatnya bukan sebagai afiliasi partai. Tapi personal. Ia masih usia 22 tahun lho,” kata Emil.
Ali dilantik bersama Emil pada 22 April 2022. Jabatannya adalah wakil ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Dilantik langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Mundurnya Ali melengkapi drama di tubuh Partai Demokrat Jawa Timur.
Terpilihnya Emil juga melalui berbagai riak-riak di tubuh partai. Saat Musda DPD Partai Demokrat Jatim, Bayu Airlangga, menantu Mantan Gubernur Jatim Soekarwo, mendapat suara lebih banyak daripada Emil. Namun, DPP Partai Demokrat memutuskan memilih Emil sebagai ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Keputusan itu sah sesuai dengan mekanisme internal partai. Namun, Bayu meradang dan memilih hengkang dari Partai Demokrat.
Pengamat Sosiologi Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Machfud Fauzi menyayangkan mundurnya Ali dari Partai Demokrat. ”Seharusnya, dengan jabatan yang diberikan, Mas Ali ini harus fokus membesarkan partai dan dirinya. Berkarya dengan jabatan yang diberikan,” bebernya.
Menurut Agus, modal politik Ali belum cukup kuat. Ia masih perlu berproses. Modal terbesar Ali, kata Agus, adalah nama besar Khofifah. ”Seharusnya, dengan status putra Bu Khofifah itu, ia dapat memainkan peran agar lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga, dapat membantunya dalam kontestasi politik pada 2024,” kata Agus. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: