Sumo Perempuan di Brazil, Buktikan Perempuan Tidak Rapuh

Sumo Perempuan di Brazil, Buktikan Perempuan Tidak Rapuh

PENAMPILAN PRIMA Valeria Dall’olio (kanan) ketika bertanding dalam Kejuaraan Sumo Amerika Selatan di Sao Paulo, Brazil, 12 Maret 2023.-MIGUEL SCHINCARIOL-AFP-

Kata sumo memang selalu menimbulkan imajinasi yang terus melekat. Tentang pria yang berbadan besar dan bercawat. Tetapi, kini ada dua perempuan yang bisa menjadi pesumo hebat.

 

PENAMPILAN Valeria Dall’olio begitu meyakinkan sebagai seorang rikishi (pesumo). Di dohyo, arena berdiameter 4,55 meter itu, dia terlihat sangat percaya diri. Memakai mawashi (celana dalam kain) plus celana panjang dan baju hitam, Valeria berjibaku melawan musuhnya yang ber-mawashi putih.

 

Pertarungan yang terjadi di Sao Paulo, Brazil, 12 Maret 2023, itu memang terasa ganjil. Sebab, yang terlihat memang bukan lelaki gendut. Yang ada di arena itu justru para perempuan. Penampilan mereka seakan meruntuhkan stereotipe yang ada dalam olahraga sumo.

 

Tetapi, yang dialami para rikishi perempuan itu tidak mudah. Diana Dall’olio, rikishi berumur 18 tahun, mengaku sering mendapat kalimat diskriminatif. Terutama soal tubuh Diana yang memang terlihat kecil itu. Seperti rapuh. Terlebih, sumo memang identik dengan orang-orang yang bertubuh besar.

 

Saat ini, perempuan kerap dianggap rapuh dan mudah terluka. Terlebih pada olahraga seperti sumo. ’’Itulah hal yang kami sedang pelajari untuk dilawan. Generasi saya akan bangkit,’’ ucap Diana.

 

Segala cibiran itu tidak membuat Valeria dan anaknya, Diana, minder. Justru mereka menjadikan itu sebagai semangat saat bertanding. "Kami memiliki semangat juang yang lebih tinggi daripada laki-laki, yang biasanya tidak terbiasa bertarung di banyak medan seperti kami." ungkap Valeria.

 


WAJAH SERIUS Valeria Dall’olio (kanan) dan putrinya, Diana, ketika menonton salah satu pertandingan di Kejuaraan Sumo Amerika Selatan di Sao Paulo, Brazil, 12 Maret 2023.-MIGUEL SCHINCARIOL-AFP-

 

Kisah perjalanan Valeria menjadi pesumo dimulai dengan ketertarikannya terhadap bela diri. Ia belajar judo dan jiu-jitsu. Lalu, pada 2016 dia mulai tertarik dengan sumo. Dia pun memperoleh banyak penghargaan. Di antaranya ketika pertandingan nasional Brazil pada 2018, 2019, dan 2021. 

 

"Ada banyak prasangka yang didapat ketika memulai berlatih Sumo. Beberapa orang mengira olahraga ini harus dilakukan oleh orang yang gemuk," ungkap Valeria, 39, kepada Agence France-Presse menjelang pertandingan di Kejuaraan Sumo Amerika Selatan di Sao Paulo, 12 Maret 2023.

 

Selain pesumo hebat, Valeria tetap menjadi ibu rumah tangga "Saya mencoba menyeimbangkan kehidupan saya yang berbeda, yakni ibu rumah tangga dan ibu dari dua anak. Saya tidak terlalu memiliki banyak waktu luang" ungkapnya.

 

Sedangkan Diana awalnya tidak memiliki ketertarikan pada olahraga tersebut. Tetapi, terbukti dia sangat cepat dalam sumo. Maka, Diana pun terus menempa diri dan merawat ketertarikannya pada olahraga dari Jepang tersebut.

 

Diana pertama kali menggunakan cawat sumo pada 2019. Dia sering mengikuti kompetisi sumo untuk kelas di bawah 65 kilogram.

 


DIANA DALL’OLIO (kanan) menahan serangan lawan dalam Kejuaraan Sumo Amerika Selatan.-MIGUEL SCHINCARIOL-AFP-

 

Pada dasarnya, sumo adalah olahraga antar pegulat yang berjuang melontarkan lawannya keluar dari ring. Pertandingannya sangat singkat. Bisa berlangsung hanya dalam 30 detik. Karena itu, yang diperlukan adalah kekuatan, teknik, dan strategi.

 

Di Jepang, sumo masih menjadi olahraga yang sakral. Ada nilai-nilai ritual di situ. Hal tersebut lantaran sumo masih terkait kuat dengan agama Shinto. Dan dalam ajaran agama itu, perempuan dipandang membawa kesialan dalam olahraga sumo. Bahkan, dulu, perempuan pun dilarang datang menonton sumo.

 

Tetapi, kini perempuan sudah mendapat tempat. Kejuaraan sumo perempuan amatir internasional sudah dimulai sejak 2001. Harapannya, sumo bisa menembus Olimpiade.

 

"Izin bahwa perempuan bisa bersaing adalah kemenangan nyata bagi kami," ungkap Valeria.

 

Perkembangan sumo di Brazil sangat pesat. Faktor utamanya ya pertandingan yang sering dibawakan oleh perempuan. Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Konfederasi Sumo di Brazil Oscar Morio Tsuchiya.

 

Sumo perempuan di Brazil pun sudah punya ikon. Yakni, Luciana Watanabe. "Saya ingin orang-orang lebih menghargai olahraga ini," ungkap Watanabe.

 

Perempuan 37 tahun itu inspirasi bagi pesumo di Brazil. Dia mengajarkan sumo kepada anak-anak di Suzano, kota kecil dengan populasi Jepang-Brazil terbanyak. Tempatnya terletak 50 kilometer dari Sao Paulo, tempat Diana dan Valeria berlatih.

 

"Begitu banyak orang yang masih memiliki mindset bahwa olahraga sumo adalah khusus untuk pria gemuk. Padahal, ini adalah olahraga untuk semua orang,’’ tuturnya. (Maulidah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: