TikTok Terus Dipojokkan, Amerika Menyerang, Prancis Melarang

TikTok Terus Dipojokkan, Amerika Menyerang, Prancis Melarang

ANAK-ANAK muda yang tidak ingin TikTok dilarang di AS berdemo di depan Gedung Capitol, Kamis, 23 Maret 2023.-BRENDAN SMIALOWSKI-AFP-

HARIAN DISWAY - KepopuleranTikTok di kalangan generasi muda AS harus melalui jalan terjal. Bulan lalu, pemerintah sudah melarang para pegawai negeri meng-install aplikasi tersebut. Kamis, 23 Maret 2023, CEO TikTok Shou Zi Chew harus menghadapi cercaan anggota DPR AS di Gedung Capitol, Washington DC. Sehari setelahnya, Prancis juga ikut melarang TikTok bagi pegawai pemerintahan.

Semuanya memang berawal dari kecurigaan AS pada platform yang ada di bawah ByteDance, perusahaan Tiongkok tersebut. Paman Sam menuding TikTok bisa membahayakan keamanan negara. Bisa jadi alat spionase yang mengincar data pribadi warga AS.

Padahal, aplikasi itu sangat populer di negeri itu. Tak kurang dari 150 juta warga AS adalah tiktokers. Mereka menggunakan media sosial itu sebagai sarana rekreatif. Menonton video pendek yang menghibur.

Nah, kecurigaan itulah yang dihantamkan secara bertubi-tubi pada Shou Zi Chew. Anggota DPR—baik dari Partai Republik dan Partai Demokrat—sepakat bahwa aplikasi itu mengancam negara. Juga berbahaya bagi kesehatan mental.


ANGGOTA DPR AS dari Partai Republik, Buddy Carter, ketika sidang di Gedung Capitol, Kamis, 23 Maret 2023.-CHIP SOMODEVILLA-GETTY IMAGES VIA AFP-

Mereka memberi pilihan sulit: TikTok harus berpisah dari ByteDance, perusahaan induknya di Tiongkok atau dilarang di Amerika.

Pelarangan itu bisa dikeluarkan oleh anggota legislatif. Sepanjang anggota Senat sepakat untuk memerintahkan Departemen Perdagangan AS untuk ’’melarang teknologi asing yang mengancam negara.’’

Dan kepercayaan anggota DPR itu begitu tinggi. Karine Jean-Pierre, juru bicara legislatif, menegaskan bahwa Gedung Putih mendukung upaya mereka. Artinya, tinggal selangkah lagi—dengan satu proposal—sudah cukup untuk melarang atau menggencet TikTok.

Saat ini, Gedung Putih cenderung memilih opsi pertama. Yakni, TikTok harus bercerai dengan ByteDance. Baik lewat penjualan atau pengambilalihan aset. ’’Sepanjang yang saya pahami, kami lebih memilih divestasi TikTok oleh perusahaan induknya,’’ kata Menteri Dalam Negeri AS Antony Blinken seperti dikutip Agence France-Presse.

Tetapi, langkah itu juga berarti mematikan TikTok. Sebab, perusahaan media sosial itu jelas tidak bisa bercerai dengan ByteDance yang mengembangkan aplikasi tersebut dari sisi teknologi. 


CEO TIKTOK Shou Zi Chew berbicara di depan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS di Gedung Capitol, Kamis, 23 Maret 2023 waktu setempat.-OLIVER DOULIERY-AFP-

Dan Tiongkok pun tidak akan memberikan lampu hijau pada penjualan TikTok. Negeri Panda itu punya aturan sendiri yang melindungi teknologi baru dari pembeli asing.

Sehingga, opsi yang tersisa adalah AS akan melarang penuh TikTok. Dan ini akan menguntungkan media sosial dalam negeri itu. Yakni, Instagram, Snapchat, dan YouTube. Tiga aplikasi ini sekarang membuntuti TikTok yang menempati peringkat pertama sebagai aplikasi terlaris di AS.

Yang harus diwaspadai adalah, apakah eksekusi terhadap TikTok akan memengaruhi Washington secara politis di kalangan pemilih muda. ’’Jika ada pelarangan TikTok, artinya demokrasi kita menghalangi anak-anak muda untuk berekspresi dan mencari penghasilan,’’ ucap Sarah Kreps, profesor di bidang pemerintahan pada Cornell University.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: