Cheng Yu Pilihan Head Doctor of Facena Beauty Clinic dr Daniel Widiyanto SpAnd: Jing Ming Qiang Gan

Cheng Yu Pilihan Head Doctor of Facena Beauty Clinic  dr Daniel Widiyanto SpAnd: Jing Ming Qiang Gan

Cheng Yu dr Daniel Widiyanto SpAnd--

WORK smart not (only) work hard, atau yang dalam pepatah Tiongkok sebut sebagai "精明强干" (jīng míng qiáng gàn), adalah motto hidup yang dipegang dr Daniel Widiyanto SpAnd. Diramunya dari pengalaman hidupnya sendiri. ”Dari kecil saya adalah orang yang malas. Malas sekolah, malas kerja PR, malas bersih-bersih rumah dan lain lain,” kata Daniel.

Tapi sebagai orang yang malas, maka Daniel yang menempuh Pendidikan Dokter Spesialis Andrologi di Universitas Airlangga Surabaya itu justru menetapkan cita-cita yang tinggi. Lelaki kelahiran 8 Agustus 1987 itu bahkan terbiasa untuk berpikir lebih kreatif untuk mencapai apa yang ia mau.

"Ketika orang lain harus bekerja keras untuk mendapatkan mimpinya, saya malas melakukan itu. Tapi saya akan memetakan goal saya apa beserta langkah apa saja yang di luar orang normal harus lakukan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Penggagas Gerakan Sejuta Kacamata untuk Indonesia Heribertus Denny: Cheng Fen Zhi Yu

"Selanjutnya saya skip langkah-langkah yang saya malas lakukan dan mengganti dengan ide yang lebih kreatif untuk mencapai goal saya itu. Tapi tetap dengan cara-cara yang benar dan tidak merugikan orang lain ya,” lanjutnya.

Sejauh ini moto itu bisa diterapkannya. Paling banyak dalam sisi pekerjaan, tentu saja. Terutama sebagai head doctor of Facena Beauty Clinic. Nyatanya banyak hal yang sukses dilakukannya dengan memegang kuat moto tersebut. 

Daniel lalu memberikan satu contoh peristiwa yang menunjukkan keberhasilannya. Daniel mengamatinya sejak ia menempuh karir sebagai seorang dokter. Ini terkait golden periode atau puncak karir seorang dokter yang rata-rata berada di angka 50 tahun. Karena di umur itu, dokter matang pengalaman, terkenal, dan tentu saja banyak pasien.

Tapi ia tidak ingin golden periodenya tercapai di umur 50 tahun. Melainkan di umur 30 tahunan. Maka Daniel pun berpikir lebih kreatif untuk mendapatkannya. 

Ketika semua orang menempuh jalur mainstream dengan menjadi dokter spesialis yang lazim seperti bedah, penyakit dalam, anak, dan lain-lain, Daniel justru memulai karir sebagai dokter estetika dan mengambil spesialis andrologi yang tidak banyak di Indonesia.

Mengapa? ”Karena saya tidak mau menghabiskan banyak waktu untuk bisa dikenal oleh orang agar mereka mau jadi pasien saya saat di usia 50 tahun. Itulah mengapa saya mulai melakukan personal branding yang kuat sejak dini,” terangnya. 

Misalnya mulai dari hal kecil yakni berpenampilan. Daniel berani melakukan yang berbeda dengan dokter lain seperti mewarnai rambut, berbusana kasual, gaya bicara yang ceplas-ceplos, hingga menindik telinga. ”Itu adalah cara mudah saya untuk lebih cepat dikenal orang,” ujarnya. (*)

Nyatanya, apa yang semua Daniel inginkan terbukti sudah hampir tercapai di usia 30 tahunan. ”Saya tahu betul bahwa ketika saya hanya bekerja keras saja tanpa bekerja pintar, saya baru bisa mendapatkan semua itu di usia 50 tahunan seperti orang pada umumnya. Tapi saya tidak,” tegas Sarjana Kedokteran dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, itu. (Heti Palestina Yunani)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: