Waduh, Tumpukan Sampah Meningkat 20 Persen Selama Ramadhan. 1.700 Ton Masuk Ke TPA Benowo

Waduh, Tumpukan Sampah Meningkat 20 Persen Selama Ramadhan. 1.700 Ton Masuk Ke TPA Benowo

MENGGUNUNG : Potret udara gunung sampah TPA Benowo Surabaya. KLHK mencatat peningkatan produksi sampah hingga 20 persen selama Ramadhan-Foto : Boy Slamet/Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAYKonsumsi makanan yang meningkat selama bulan Ramadhan berdampak pada meningkatkan timbunan sampah hingga 20 persen dibandingkan normal. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat. 

Padahal, menurut direktur Pengurangan Sampah KLHK, Sinta Saptarina, Ramadhan identik dengan menahan diri. Sembari memaksimalkan amal kebaikan. Tidak hanya untuk sesama manusia, tapi juga bumi dan seisinya.  

“Pada bulan Ramadhan kita dituntut untuk menahan diri dan menahan nafsu,” kata Sinta pada diskusi Pojok Iklim di KLHK, Rabu (5/4/2023). “Dengan semboyan Ramadhan Minim Sampah, kita ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan keteladanan dengan perubahan kecil terkait sampah,” imbuhnya. 

BACA JUGA:Rawon dan Soto Kedai Bu Yati Terenak se-Sukolilo

BACA JUGA:Kabar Gembira! Diskon Tol 20 Persen Bagi Para Pemudik. Berlaku Untuk Perjalanan Terjauh.


Direktur Pengurangan Sampah KLHK Sinta Saptarina (dua dari kiri) dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup MUI Hayu Prabowo (kanan, berkopiah) dalam diskusi pojok iklim KLHK)-Foto : KLHK. Tangkapan layar-

Tambahan 20 persen timbunan sampah didominasi oleh kemasan dan sisa makanan. Data KLHK menunjukkan bahwa volume timbulan sampah di Kota Surabaya mengalami peningkatan selama bulan Ramadhan. 

“Saat kondisi normal, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya per hari mencapai sekitar 1.500-1.600 ton. Jumlah sampah tersebut meningkat 100-200 ton per hari di bulan Ramadhan,” papar Sinta. 

Contoh lainnya adalah laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan yang mencatat kenaikan timbulan sampah sebesar 5-10 persen dibandingkan hari biasa, yakni sekitar 970 ton per hari.

Selanjutnya berdasarkan data KLHK, sampah organik berupa sisa makanan mendominasi dengan komposisi mencapai 41,2  persen, diikuti oleh sampah plastik 18,2 persen. 

BACA JUGA:PSI Ingin Gabung KIB-KKIR, tapi Tetap Dukung Ganjar

Sementara berdasarkan sumber, sampah rumah tangga menyumbang jumlah sampah nasional terbesar mencapai 39.2 persen. Apabila sampah tidak dapat terkelola dengan baik, Sinta meyakini sampah dapat berdampak buruk bagi kesehatan, memiliki potensi pencemaran lingkungan, hingga peningkatan emisi karbon dari sektor sampah.

Sinta kemudian mencontohkan sejumlah langkah sederhana yang dapat dilakukan selama bulan Ramadhan. Diantaranya dengan membawa wadah makanan guna ulang dan tas belanja sendiri saat membeli takjil. 

Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah mengkonsumsi makanan secukupnya. Hingga memilah sampah dari rumah guna mendorong ekonomi sirkular. “Berbagai langkah sederhana ini dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat lainnya untuk bersama-sama merubah perilaku agar lebih ramah lingkungan,” kata Sinta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: