Cheng Yu Pilihan Dosen Ilmu Komunikasi UPH Johanes Herlijanto: Tao Guang Yang Hui

Cheng Yu Pilihan Dosen Ilmu Komunikasi UPH  Johanes Herlijanto: Tao Guang Yang Hui

Cheng Yu Johanes Herlijanto--

JOHANES Herlijanto adalah pengagum Deng Xiaoping, pemimpin reformis yang menjadikan Tiongkok semaju sekarang. Ketika masih hidup, Deng mewanti-wanti petinggi negerinya untuk senantiasa "韬光养晦" (tāo guāng yǎng huì): tidak menampakkan kehebatan. 

"Itu sebenarnya dilakukan oleh tidak hanya Tiongkok sebagai negara, tetapi pula oleh orang-orang Tionghoa sebagai bangsa," terang Johannes, yang merupakan dosen di jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Pelita Harapan, Jakarta. 

Johannes mencontohkan beberapa pengusaha Tionghoa sukses yang ia kenal di Indonesia dan di Singapura. "Pak Tan Ta Sen, misalnya. Kalau jumpa beliau, mana ada yang tahu kalau beliau pengusaha papan atas? Orangnya sangat sederhana," kata Johannes, yang sekaligus ketua Forum Sinologi Indonesia.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Influencer Stefani Angelia Tjiptanto: Yi Shen Zuo Ze

Ini, menurutnya, berbanding terbalik dengan tidak sedikit orang-orang zaman now yang suka flexing, memamerkan kekayaannya. "Padahal kemungkinan bukan diperoleh dari kerja keras bergenerasi seperti yang dilakukan para pengusaha Tionghoa senior sebelumnya," ujar Johannes, miris. 

Johannes pun menyayangkan sikap Tiongkok zaman Xi Jinping yang, dalam amatannya, juga telah jauh berubah jika dibandingkan dengan Tiongkok era Deng Xiaoping. 

"Tiongkok sejak Xi jadi presiden tidak lagi low profile, lebih assertive. Sampai-sampai banyak pengamat menyebut gaya diplomasinya sebagai wolf warrior diplomacy," tutur Johannes. 

Di lain pihak, Tiongkok merasa berhak untuk memberikan "reaksi" sepadan terhadap "aksi" yang dilakukan oleh kelompok atau negara manapun yang dianggap tidak mempunyai iktikad baik atas negaranya. 

Laiknya negara-negara lainnya, Tiongkok agaknya tidak bisa menerapkan apa yang dianjurkan Matius 5:39, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu."

Tiongkok mungkin ingin mengamalkan yang dulu dipetuahkan Mao Zedong, "人不犯我,我不犯人;人若犯我,我必犯人" (rén bù fàn wǒ, wǒ bù fàn rén; rén ruò fàn wǒ, wǒ bì fàn rén): orang kalau tidak menjahatiku, aku pun tidak akan menjahati orang; orang kalau menjahatiku, maka aku pasti akan membalasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: