Geliat Bangun Kota Reog: Stop Ledakan di Gunung Sampung (4)
Pekerja pabrik batu gamping menyalakan ranting kayu putih di mulut tungku. -Boy Slamet/Harian Disway-
Pabrik-pabrik gamping tak perlu ditutup. Justru mereka bisa jadi saya tarik wisata Ponorogo. "Selama ini mereka jual gamping mentah. Tidak diolah. Dapat apa?" kata mantan anggota DPRD Jatim itu.
Hilirisasi produk gamping harus dilakukan untuk memperoleh nilai tambah. Salah satu ide yang muncul adalah membangun industri ukiran batu. Bisa jadi asbak, patung Reog, atau pernik-pernik khas Ponorogo lainnya.
Katanya, penambangan gamping dari dulu tidak berakibat ekonomi bagi Ponorogo. Yang ada justru kerusakan alam. "Dengan dijadikan wisata, alam kita akan terlindungi. Mengapa kami lindungi? Sebab, di sana adalah tempat bersejarah. Sudah ada peradaban prasejarah yang harus kita gali,” ucap Sugiri.
Ia meyakini ada harta karun purbakala yang belum terjamah di Gunung Gamping Sampung. Ratusan benda purbakala sudah diamankan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) pada 2019. Jika skala penelitian bisa diperbesar, ia yakin makin banyak kejutan yang ditemukan.
Tentu, nilai warisan peradaban itu tak ternilai harganya jika dibandingkan dengan hasil batu gamping. Mau sampai kapan jual batu? (*)
Satu Tahun Orasi Reog Ponorogo, baca besok… (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: