Geliat Bangun Kota Reog: Sunarto, Jenderal UMKM Ponorogo (14)
Ketua IKM Ponorogo Sunarto melayani pelaku UMKM di Jalan Hos Cokroaminoto.-Humas Pemkab Ponorogo-
Barang dengan label halal kini jadi primadona di pasar global. Narto miris melihat fakta bahwa Indonesia kalah dengan Thailand. “Ngapunten nggih (maaf ya), yang mayoritas muslim kan Indonesia,” tegas aktivis UMKM dari Desa Karang Anyar itu.
Thailand adalah eksportir makanan halal terbesar ke-5 di dunia. Nomor wahid di Asia Tenggara. Indonesia memang telat panas. Namun, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Nah, dengan kondisi telat itu, seharusnya pelaku usaha mulai “berlari”. Tidak jalan kaki atau malah jalan di tempat. Puas dengan hasil yang didapat saat ini.
Rupanya banyak yang belum siap diajak berlari. Karena itulah, Narto rela mendermakan waktu dan tenaga untuk pengembangan UMKM Ponorogo sejak 2019. Saat itu ia bergerak lewat jalur Kementerian dan Pemprov Jatim.
Pedagang Pasar Ramadan memegang tangan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.-Boy Slamet/Harian Disway-
Ia merasa beruntung di era kepemimpinan Sugiri Sancoko dan Lisdyarita UMKM mulai diperhatikan. Pasar Ramadan jadi salah satu buktinya. Kang Giri rela menghabiskan waktunya untuk keliling ke 307 desa dalam waktu 3 pekan. Lurah, camat dan dinas ikut bergerak. Termasuk saat Sahur on the Road (SOTR) yang dilakukan setiap hari.
Kang Giri memang hanya mendatangi Pasar Ramadan selama 15 sampai 20 menit saja. Namun lewat pertemuan singkat itu, semua bisa merasakan apresiasi dari pejabat tertinggi Ponorogo.
Sama rata, sama rasa. Pedagang mungkin tidak sadar. Ada rasa bangga ketika keripik, sate, pecel, rawon, dan produk lainnya dibeli bupati. Kebanggaan itu lah yang menjadi energi agar mereka mau diajak “berlari”. Demi naik kelas.
Melihat kegigihan Kang Giri, Narto pun makin semangat mengemban tugasnya. “Stamina lari” sang bupati ternyata sudah teruji. (Salman Muhiddin)
Program Circle P UMKM, baca besok… (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: