Serma Riadi dan Lara Hati Anak-Anak Pulau Buru: Ajari Mengaji dan Bahasa Inggris

Serma Riadi dan Lara Hati Anak-Anak Pulau Buru: Ajari Mengaji dan Bahasa Inggris

Danrem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama berjabat tangan komando usai memberikan penghargaan atas pengabdian kepada Sersan Mohammad Riadi.-Penerangan Kodam V/Brawijaya-

Tangis mengiring siang yang didera terik matahari di Hote, Waesama, Buru Selatan, Maluku. Ketika puluhan anak memeluk sedih karena ingin menahan kepergian Sersan Mohammad Riadi. Bintara pembina desa (babinsa) itu tengah bersiap-siap meninggalkan wilayah tugasnya. Ia akan mulai pengabdiannya di tempat baru, di Bangkalan, Madura. Bangkalan adalah kampung halaman Riadi.

Hingga deru motor Honda GL Pro berwarna hijau tentara itu tinggal sayup terdengar, tangisan anak-anak ini tak kunjung reda. Lara hatinya. Karena ditinggal bertugas 'Om Tentara' yang selama ini menjadi sosok orang tua bagi bocah-bocah di Desa Hote, tempat Serma Riady dan isterinya tinggal.  

Di desa kecil ini, Bintara kelahiran Bangkalan, 18 November 1984 itu lebih memang dikenal sebagai guru mengaji daripada tentara. Riadi mengawali dinas di Batalyon Infanteri 731/Kabaresi pada 2006, lalu ke Resimen Induk Kodam XVI/Pattimura. Kemudian pindah tugas lagi ke Koramil 1506-05, Kodim 1506/Namlea. Inilag yang membuat Ruadi cinta pada Maluku. 

Tak sanggup lagi hatinya berpisah dengan indahnya biru laut dan segarnya angin pantai yang menghembus sepoi-sepoi basah di kepulauan rempah itu. Air yang diminum dan udara yang dihirupnya di Maluku sudah menjerat hatinya. Apalagi, kala ia memutuskan memilih jalan pengabdian mengajar baca Al Quran kepada anak-anak di desa itu melampaui tugasnya pokoknya.

Pengabdian itu dilakoni sejak awal 2020. Bermula dari keprihatinannya melihat anak-anak di Kepulauan Buru bagian selatan yang mulai malas belajar setelah pandemi Covid-19. 

"Awalnya, di sela-sela tugas sebagai Babinsa, saya membuka kursus Bahasa Inggris gratis bagi anak-anak usai sekolah. Mereka sangat berminat. Para orang tua pun merasa terbantu. Sampai kemudian mereka mulai malas belajar setelah sekolah diliburkan karena pandemi," tutur Riadi.

Ia pun bersiasat. Diajarinya anak-anak itu apa saja yang mereka minati, utamanya belajar mengaji. Dia ingin anak-anak mendapatkan pendidikan agama yang cukup di samping pengetahuan umum. Anak-anak pun antusias. 

Bahkan rumah Serma Riadi menjadi seperti sekolah kedua, siang dan malam ramai didatangi anak-anak yang belajar. Kebetulan Fitriah, istri Riadi adalah guru di SMP Satap 02 Waesama. Bahu membahulah suami istri ini lah yang membuat pengabdian kepada pendidikan berjalan sangat baik.

Inisiatif keduanya tak berhenti sampai di situ. Mengingat niatnya agar anak-anak mendapatkan pengetahuan agama yang cukup, ia pun mulai berpikir membangun musala dan tempat pengajian. Adapun di rumah tinggalnya, ia pun menyiapkan perpustakaan buat mereka. Perpustakaannya dinamai Taman Baca Dunia Akherat, sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) diberi nama Al-Alim. 

"Saya membangun musala dari tabungan gaji saya. Musala ini membantu saya lebih intens mengajari mereka mengaji dan salat lima waktu. Setiap hari tidak kurang 60 orang anak ini belajar bersama-sama saya sejak masa pandemi hingga awal 2023 ini," ungkap Riadi. 


Musala yang dibangun Sersan Muhammad Riadi di Hote, Waesama, Buru Selatan, Maluku.-Penerangan Kodam V/Brawijaya-

Namun, kebersamaannya dengan anak-anak ini terpaksa terputus pada 12 Januari 2023, saat ia harus pindah bertugas ke wilayah Kodam V/Brawijaya. Sebenarnya, kepindahan Riadi ini untuk merawat orang tuanya yang sakit. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, kedua orang tuanya tak lama berselang berpulang dalam waktu hanya sebulan. 

Giliran Serma Riadi yang galau karena perintah penempatannya di Koramil 0829-01 Kota Bangkalan sudah turun. Padahal sejak orangtuanya meninggal, rasa rindu pada anak-anak di Hote tak sanggup ditahan lagi. Apalagi, istrinya masih berdinas di sana. Minta tugas kembali ke Maluku, Riadi tak punya nyali.

Tapi keinginan ini ditangkap Fitriah yang mencoba menghubungi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, MA. Melalui Whatsapp, Fitriah menceritakan keluh suaminya. Siapa sangka cerita anggota Persit Kartika Candra Kirana ini direspons pangdam.

"Whatsapp dari istrinya di awal-awal saya berdinas di Kodam V/Brawijaya. Saya tanya ke Serma Riadi, kamu ingin kembali? Dijawabnya ia besar hati untuk kembali lagi ke sana. Saya kemudian langsung meminta Asper Kolonel Inf Win Nindar untuk segera mengurus mutasinya. Ia akan lebih baik bila kembali ke sana, meneruskan pengabdian yang sudah dimulainya," tutur Mayjen Farid Makruf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: