Dalam “Merahnya Ajaran Sukarno” Airlangga Pribadi Kusman Pertegas Posisi Ideologis Sukarno dalam Pertarungan Politik Nasional-Internasional

Dalam “Merahnya Ajaran Sukarno” Airlangga Pribadi Kusman Pertegas Posisi Ideologis Sukarno dalam Pertarungan Politik Nasional-Internasional

Wajah depan buku Merahnya Ajaran Sukarno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia yang ditulis Airlangga Pribadi Kusman. -Airlangga Pribadi K-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Buku setebal 570 halaman berjudul Merahnya Ajaran Sukarno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia terbit. Ditulis oleh Airlangga Pribadi Kusman. Ada alasan mengapa penulis memberi judul demikian.

Melalui bukunya, pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga, Surabaya itu ingin memberi titik tekan kepada rasionalitas gagasan, praksis politik, dan aktualisasi dari gagasan-gagasan Sukarno. Terutama Marhaen-Marhaenisme, sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, api Islam, dan spiritualitas Bung Karno.
 
Karena itulah Angga -panggilannya- memilih judul ”merah”. Ia memakainya sebagai titel karena dalam kajian semiotik politik dunia, warna merah kerap kali diidentikkan dengan kekuatan politik. Biasanya berpijak pada agenda-agenda politik demokrasi-kerakyatan baik sosialisme, sosialisme-demokratik maupun populisme kiri serta nasionalisme-internasionalisme Dunia Ketiga.
Warna merah menjadi pilihan sampul buku yang ditulis Airlangga Pribadi Kusman. -Airlangga Pribadi K-

 
”Di situlah saya letakkan posisi ideologis Sukarno dalam kancah pertarungan politik nasional dan internasional,” kata Direktur Centre of Statecraft and Citizenship Studies, Universitas Airlangga tersebut tentang bukunya yang dikuatkan dengan prolog dari Fachri Ali, seorang pengamat politik Indonesia.

Sementara ”narasi pembebasan ala Indonesia” yang menjadi anak judul bermakna bahwa pijakan awal dari semesta pemikiran Sukarno adalah nasib kekalahan dan ketertindasan yang dialami oleh rakyat. Utamanya dalam belenggu struktural sebagai persoalan yang harus dijawab dan diselesaikan berdasarkan pemahaman atas susunan masyarakat Indonesia dan dunia. 
 
Menurut Angga, corak pemikiran Sukarno memiliki karakter analisis sosial yang kuat bertumpu pada radical imagination. Yakni kemampuan untuk membayangkan realitas baru melampaui kondisi dan keadaan lama yang berpijak pada pemahaman atas posisi subjek rakyat dan lingkungan sosial yang ada disekelilingnya. ”Sesuatu yang dalam gagasan Sukarno disebut ’menjebol dan membangun’,” terangnya. 
 
Dalam konteks kekinian, berdasarkan atas penggalian atas pemikiran Sukarno yang berjejak pada pemahaman atas kehendak untuk merdeka, susunan masyarakat beserta hukum-hukum sejarahnya, maka aktualitasnya lebih relevan saat ini dibandingkan pada era Sukarno. Karya ini berpijak dalam uraian ajaran-ajaran Sukarno secara non-dogmatik dan non-doktriner. 
 
Buku yang diterbitkan oleh GDN Pers dan Apik Media itu kini tengah pra-pesan. Selama periode 20 Mei hingga 2 Juni 2023, harga buku menjadi Rp 120 ribu. Setelah itu buku akan kembali dengan harga normal Rp 150 ribu.
Informasi pra-pesan buku Merahnya Ajaran Sukarno. -Airlangga Pribadi K-

 
Buat Angga, penerbitan bukunya ini adalah bagian dari wujud kekagumannya pada sosok Sukarno yang istimewa. Secara pribadi, bukunya terhubung dengan sejarah keluarga, penggalian atas makna menjadi Indonesia, dan perjalanan hidup sebagai sarjana ilmu politik dari Universitas Airlangga Surabaya.
 
”Atas berkah dan karunia Allah SWT dan kehendak kuat menghadapi berbagai tantangan akhirnya naskah ini dapat terbit. Semoga diterima oleh publik pembaca di Indonesia. Selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua,” ujar peraih gelar PhD dari the Asian Studies Centre, Murdoch University itu. (Heti Palestina Yunani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: