Serunya Wisata ke Jatim Park 3: Menjelajahi 5 Zaman Purba (2)

Serunya Wisata ke Jatim Park 3: Menjelajahi 5 Zaman Purba (2)

Menelusuri wahana Jelajah 5 Zaman yang ada di Dino Park, Jatim Park 3. Melihat beberapa zaman dan binatang purba yang hidup pada zaman tersebut. -Guruh Dimas Nugraha-

HARIAN DISWAY - Menengok replika fosil dinosaurus purba, memahami telur dinosaurus hingga berpetualang menggunakan kereta, menyusuri berbagai zaman purba. Di dalam kawasan Dino Park di Jatim Park 3, tak hanya sarana rekreatif yang didapat. Tapi juga wawasan dan pengetahuan.
 
Antrean anak-anak di sudut scanning telur dinosaurus. Tiap mereka mengambil telur di bilik, lalu melakukan proses scanning dengan alat yang disediakan. Layar di bagian atas menampilkan animasi "isi" dari dalam telur itu.
 
Ukuran replika dinosaurus itu cukup besar, tapi enteng. Namanya juga replika. Tapi bila itu nyata, dan diceplok atau didadar, misalnya, bisa buat makan dua-tiga orang sekaligus.
 
Sampai tiba giliran Janardhana Dipa Gantari, anak saya. Awalnya ia membawa telur yang berukuran medium. Diletakkan di penampa, lalu alat scanner diarahkan pada stiker berwarna putih. Dalam beberapa detik, layar memunculkan visual animasi bayi pterosaurus. Hewan itu terlihat bergerak-gerak.
 
Di bagian bawahnya terdapat keterangan singkat. Seperti beratnya yang ketika dewasa dapat mencapai 90-120 kg, memiliki rentang sayap hingga 9 meter dan hidup pada 80 juta tahun yang lalu. Begitu pula ketika ia melakukan scanning pada telur yang paling besar. Muncul visual bayi brachiosaurus. 
 
"Eh, bayi dinosaurusnya bisa gerak-gerak. Nendang-nendang," katanya. Ya, seperti gambaran janin dalam perut ibu hamil. Hewan raksasa itu memiliki keterangan berat mencapai 34 ribu kilogram, dengan panjang sampai 30 meter.
 
Salah satu orang tua anak di belakang nyeletuk, "Bisa sampai setinggi itu dulu induknya ngidam apa, ya?". Seorang rekannya menjawab, "Ngidam main egrang, mungkin".
 
Itulah salah satu keseruan yang ada di Dino Park, di dalam kompleks Jatim Park 3 yang terletak di Batu. Namun wahana yang paling diminati adalah "Jelajah 5 Zaman". Menuju ke sana, dari ruang fosil, turun ke bawah menggunakan tangga. Di sepanjang dinding terdapat informasi tentang dinosaurus.
 
Visual informasi yang paling besar adalah brachiosaurus. Panjangnya yang mencapai 30 meter lebih setara dengan 4 bus. Sedangkan beratnya, setara dengan 14 gajah Afrika. "Itu tulang pahanya saja lebih tinggi dari manusia, ya. Ukurannya 2,4 meter," kata anak saya, usai membaca keterangan yang tertera.
 
Pintu masuk ruang "Jelajah 5 Zaman" seperti dinding tertutup biasa. Antreannya cukup panjang. Setiap dibuka, dua gerbang langsung. Puluhan orang masuk, dan jika kuota terpenuhi, orang-orang yang tak kebagian harus menunggu.
 
Tiba giliran kami. Ketika masuk, terdapat dua kereta yang saling berhadapan. Tiap kereta menampung 48 orang. Mulanya kami duduk, kemudian lampu ruangan dimatikan. Layar lebar terpampang, memuat visual tentang kehidupan dinosaurus pada zaman lampau. Tentang bagaimana mereka hidup, urutan rantai makanan dan sebagainya.
 
Setelah usai, tirai sebelah kiri terbuka. Kereta kami berputar 180 derajat menghadap ke depan. Lalu melajulah kereta itu. Beruntung, kami ada di kereta bagian depan. Duduk di barisan kedua terdepan pula. Jadi bisa dengan jelas menikmati perjalanan.
 
Perjalanan pertama ditandai dengan gerbang bertuliskan keterangan Zaman Triassic. Suara dari balik speaker tersembunyi memberi keterangan bahwa zaman Triassic merupakan periode awal zaman Mesozoikum yang terjadi pada 252-201 juta tahun silam. "Periode ini dihuni beragam reptil berbentuk unik. Salah satunya, lystrosaurus yang mirip tikus tanah," papar suara itu.
 
Berbagai robot dinosaurus pada zaman itu pun ada di sisi kiri dan kanan. Robot T-Rex dan stegosaurus bergerak menggeleng dan bersuara. Sebuah gerbang bertuliskan Zaman Cretaceous. Masih terdapat beragam jenis dinosaurus di dalam ruang zaman itu.
 
Setelah melalui berbagai zaman, sampailah di gerbang Ice Age. Gerbang terakhir. "Mammoth!," teriak anak saya. Ia menunjuk pada deretan gajah purba di sisi kanan. "Lalu itu hewan apa?," tanyanya, sembari menunjuk pada hewan berbulu, berukuran seperti banteng dan bertanduk kecil. "Mungkin.. itu kerbau purba yang hidup pada zaman es," jawab saya. 
 
Kemeruh atau sok tahu adalah satu-satunya solusi sementara untuk mengatasi anak yang banyak tanya. Namun, agar ia dapat memastikan lagi kebenaran pernyataan saya, saya suruh ia membuka Google jika sudah sampai di rumah.
 
Setelah melalui Ice Age, perjalanan Jelajah 5 Zaman usai. Kami sampai di stasiun perhentian. Kemudian turun, menuju ruang selanjutnya. Di situ terdapat persewaan sepeda listrik. Orang-orang yang enggan berjalan kaki, karena memang rutenya melelahkan, dapat menyewa sepeda itu. Tarifnya 150 ribu per jam.
 
Kami memutuskan berjalan kaki saja. Supaya sehat. Melewati sungai kecil dengan interior tumbuh-tumbuhan menjalar. Lalu sampai pada ruang terbuka. Di situ terdapat foodcourt. Kami membeli beberapa makanan dan minuman karena hari sudah siang, dan memang sudah waktunya makan siang.
 
Di sekitar foodcourt terdapat wahana bermain anak serta penjualan souvenir. Terdapat air mancur yang berisi hiasan beberapa patung dinosaurus. Jika berjalan ke arah barat, pengunjung dapat mendatangi wahana selanjutnya. Seperti wahana zaman es, 3D kehidupan dinosaurus air serta bilik manusia purba. (Guruh Dimas Nugraha)
 
Indeks: Menengok kehidupan Zaman Es, baca besok...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: