MTQ Ke-30 Jatim 2023 dan Raker Apkesi: Tantangan Mengubah Wajah Wisata Religi di Kota Pasuruan

MTQ Ke-30 Jatim 2023 dan Raker Apkesi: Tantangan Mengubah Wajah Wisata Religi di Kota Pasuruan

PAYUNG Madinah Kota Pasuruan yang diserbu masyarakat.-Lailiyah Rahmawati-

Raker Apeksi dan MTQ Ke-30 Provinsi Jawa Timur 2023 adalah kesempatan besar bagi Kota Pasuruan untuk menjual habis-habisan jasa wisatanya. Anggaran besar yang disiapkan untuk perhelatan dua agenda tersebut akan menjadi percuma jika tidak dibersamai dengan pengemasan marketing dan penataan di sekitar wisata religi.

KOTA Pasuruan memulai gaung menjual sektor pariwisatanya sekitar tahun 2016. Di tahun-tahun sebelumnya, belum ada perhatian pada sektor itu karena lebih menekankan pada sektor perdagangan dan industri. Pada 2016 awal dirancang dan digali potensi pariwisata di Kota Pasuruan. Maka, perubahan-perubahan kecil mulai tampak di beberapa sudut kota. 

Arahnya adalah menjadikan Kota Pasuruan sebagai Kota Pusaka atau Kota Tua. Wajah Jalan Pahlawan yang merupakan pusat bangunan tua diubah dengan menghadirkan kesan klasik. Kemudian, di rencana detail tata ruang (RDTR) Kota Pasuruan tahun 2019, pemkot melakukan penataan zonasi dan pengendalian pemanfaatan ruang sepanjang koridor pariwisata heritage

Lalu, penataan sirkulasi pergerakan sistem perparkiran dengan tujuan mendukung aktivitas pariwisata, perdagangan, dan jasa. Juga, penataan sistem pejalan kaki yang nyaman di sepanjang kawasan pariwisata (sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Pasuruan).

Upaya mengangkat potensi pariwisata heritage disertai rencana merevitalisasi kawasan religi di sekitar makam KH Abdul Hamid. Sebab, mustahil bagi Pemkot Pasuruan membangun wisata heritage, tapi mengabaikan wisata religi. Makam KH Abdul Hamid menjadi ikon abadi Kota Pasuruan yang setiap hari tidak pernah sepi peziarah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. 

Tradisi ngalap barokah menjadikan kondisi di sekitar makam KH Abdul Hamid berkembang pesat dengan banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari berdagang di sekitar makam. Dari yang awalnya hanya di sekitar makam meluas hingga nyaris di sepanjang jalan KH Wahid Hasyim itu. 

Perkembangan pesat masyarakat yang berjualan itu diiringi dengan tidak pernah sepinya para peziarah. Per tahun tercatat 400 ribuan jumlah wisatawan religi datang ke Kota Pasuruan. Hitungan kasar dalam per bulan, 30 ribuan orang datang ke Kota Pasuruan dengan tujuan ke makam KH Abdul Hamid. Iti pula yang menjadikan Pemkot Pasuruan menaruh perhatian pada pengembangan wisata religinya (Sumber: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pasuruan 2021). 

Artinya, Kota Pasuruan sudah memiliki modal untuk menjual jasa pariwisatanya, khususnya pariwisata sektor religi dan memaksimalkannya sebagai sandaran penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Namun, dalam realitasnya, ada banyak problem yang menghantui Pemkot Pasuruan untuk menaikkan daya tawar pariwisatanya. 

Itu tampak dari pemasukan yang diterima Pemkot Pasuruan dari wisata religi yang masih sangat rendah. Retribusi parkir bus di terminal wisata paling banter hanya menyumbang Rp 120 jutaan per tahun untuk PAD Kota Pasuruan. Sementara itu, penerimaan lainnya nihil. Dengan APBD sekitar Rp 800 miliar, bisa disebut sektor pariwisata Kota Pasuruan belum menemukan komposisi yang tepat untuk membantu penerimaan PAD. 

 

Momen MTQ XXX Jatim dan Apeksi

Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi merupakan kunci utama bagi sektor pariwisata untuk bertahan lama. Inovasi marketing atau pemasaran pada sektor pariwisata perlu dilakukan melalui pemanfaatan digitalisasi, membangun jejaring dengan media massa, dan pemanfaatan big data. Kemudian, jika hal-hal di atas terpenuhi, dilanjutkan dengan city branding yang merupakan mаnаjеmеn dеstinаsi mеlаlui inovаsi strаtеgis sеrtа koordinаsi еkonomi, sosiаl, komеrsiаl, kulturаl. 

Selain city branding, pemasaran pariwisata suatu daerah memerlukan daya tarik, salah satunya dengan adanya event. Event berfungsi sebagai salah satu kekuatan dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk menarik para wisatawan berkunjung. City branding dan event dapat menciptakan persepsi pada pengunjung sehingga dapat menstimulus keputusan berkunjung wisatawan ke suatu daerah.

Pada 2023 Kota Pasuruan mendapatkan kesempatan langka mengampu dua event skala nasional dan regional. Yakni, raker Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dan MTQ Ke-30 Provinsi Jawa Timur Tahun 2023. Nama Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf tidak bisa dinafikan punya peran kuat dipercayanya Kota Pasuruan sebagai tuan rumah dua gelaran tersebut. 

Sumber: