Mahasiswa Unhasy Jombang ’’Kuliah Jurnalistik” di Harian Disway

Mahasiswa Unhasy Jombang ’’Kuliah Jurnalistik” di Harian Disway

Wapimred Harian Disway Doan Widiandono dan Noor Arief, redaktur, menerima mahasiswa Universitas Hasyim Ashari, Jombang.-Elvina Talita-

SURABAYA, HARIAN DISWAY ¬ Kuliah memang tidak terbatas. Tidak dibatasi oleh dinding-dinding ruang kelas. Itulah yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Komunikasi & Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang, 25 Mei 2023 lalu. Mereka mengunjungi redaksi Harian Disway untuk belajar langsung kepada praktisi media.

Menggunakan satu bus, satu mobil, plus beberapa motor, para mahasiswa itu datang pukul 09.30. Jumlah mereka 32 orang. ’’Mereka peserta mata kuliah Jurnalistik Cetak dan Elektronik serta Teknik dan Produksi Program TV,’’ kata Robi’ah Machtumah Malayati, salah seorang dosen pendamping. Selain oleh Robi’ah, para mahasiswa itu juga didampingi dua dosen lainnya. Yakni, Sayyidah Afyatul Masruroh dan Binti Rohmatin.

Rombongan itu diterima oleh Noor Arief Prasetyo, redaktur Harian Disway yang sudah begitu kawakan di peliputan kriminalitas dan investigasi. Setelah itu ada Doan Widhiandono, Wakil Pemimpin Redaksi, yang bergabung kemudian.

Mumpung berhadapan dengan praktisi media, para mahasiswa itu pun bertanya banyak hal. Seputar teknis jurnalistik hingga spirit pengelolaan media.

Seorang mahasiswa bertanya, apakah boleh media mengupas habis borok seorang koruptor yang tertangkap, misalnya. ’’Yang pertama harus disadari, tidak ada kewajiban bahwa media harus netral. Yang benar, media itu harus independen,’’ ucap Doan. Artinya, media bebas menyikapi sebuah fenomena.


Rombongan Universitas Hasyim Ashari Jombang berfoto bersama di halaman belakang kantor Harian Disway.-Elvina Talita-

Nah, meski sepakat bahwa korupsi adalah kejahatan yang harus dilawan, media tetap tidak boleh semena-mena. ’’Yang diberitakan tetap fakta-fakta yang relevan dengan kasus korupsi tersebut. Tidak lantas semua kesalahan koruptor itu diumbar,’’ tambah Doan.

Arief juga memaparkan kondisi riil media dalam hubungannya dengan narasumber, kolega, hingga pemasang iklan. ’’Dunia nyata itu tidak seindah text book. Menurut saya, value tertinggi jurnalistik itu ya advertorial. Ketika ada iklan ya berita harus ngalah,’’ ucap Arief.

Selain berdiskusi dengan awak redaksi, para mahasiswa itu juga berkeliling di kantor Harian Disway yang homy tersebut. Mereka melihat backyard yang berhias mural dan pernik-pernik etnik. Setelah berfoto bersama di bawah pohon beringin, para tamu redaksi itu menuju kantor MNCTV biro Jawa Timur. (Elvina Talitha Alawiyah - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: