Mahasiswa Untag Surabaya Dongkrak Keuntungan Bagi Warga Lewat Kegiatan Penyimpanan Sampah
Fatika Rahmawati, Finna Shabila, Shinta Aaliyah, Aisah Shinta, Tiara Del Vienna, Tegar Sastra, Ezriel Ihzadinata, dan Maulana Ashar berfoto bersama warga yang didampingi.-Fatika Rahmawati-
SAAT ini, masalah sampah menjadi salah satu isu utama terkait kebersihan lingkungan, terutama sejak pandemi Covid-19. Masyarakat cenderung konsumtif dengan membeli produk sekali pakai yang kemudian kemasannya dibuang begitu saja. Sehingga, muncul pencemaran lingkungan.
Banyak masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya kebersihan lingkungan. Sampah seringkali ditumpuk dan dibuang tanpa pengolahan. Padahal, sampah yang dibiarkan akan merusak lingkungan sekitarnya, menyebabkan bau tidak sedap, menurunkan kesuburan tanah, dan mengurangi kebersihan udara. Terutama, sampah plastik membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan ratusan tahun untuk terurai.
Namun, dengan perkembangan teknologi, sampah kini menjadi berharga. Sampah dapat diolah menjadi sumber energi listrik, bahan bangunan daur ulang, dan bahan baku kerajinan. Banyak pihak, termasuk pecinta lingkungan dan relawan, berusaha mensosialisasikan dampak dan manfaat dari sampah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terjaga.
Salah satu kelompok yang turut serta dalam upaya ini adalah mahasiswa, yang mengadopsi program "tabung sampah". Program itu melibatkan pengumpulan sampah dalam tabung-tabung yang kemudian ditukarkan dengan uang di bank sampah. Program tersebut memberikan keuntungan bagi masyarakat, baik dalam menjaga kebersihan lingkungan maupun mendapatkan penghasilan tambahan. Sampah yang dikumpulkan oleh bank sampah dapat diserahkan kepada pengepul atau pabrik daur ulang.
Salah satu contoh pelaksanaan program tabung sampah adalah yang dilakukan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Mereka mengikuti program Magang Berbasis Kampus Merdeka (MBKM) Kewirausahaan di Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) yang dipimpin oleh Maulana Adam Moestoffa selaku direktur BSIS dan pembimbing lapangan.
Para mahasiswa yang berpartisipasi adalah Fatika Rahmawati, Finna Shabila, Shinta Aaliyah, Aisah Shinta, Tiara Del Vienna, Tegar Sastra, Ezriel Ihzadinata, dan Maulana Ashar. Mereka melakukan edukasi dan demonstrasi tentang bank sampah serta cara memilah sampah yang benar.
Program MBKM BSIS 2023 yang dibimbing oleh Herlina Kusumaningrum SSos M.A. berhasil mengumpulkan lebih dari 10 kilogram sampah yang ditabung oleh masyarakat. Khususnya, di wilayah Ngagel Mulya. Sampah itu bisa ditukar dengan uang. Di Ngagel Mulya juga terdapat juga Bank Sampah Unit (BSU) yang merupakan bagian dari BSIS. BSU Ngagel Mulyo membantu masyarakat sekitar dalam menabung sampah. Melalui upaya itu, tercipta masyarakat sejahtera dan lingkungan yang bersih. (Fatika Rahmawati-Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: