Kaesang Masuk Kandang Lawan
Ilustrasi Kaesang Pangarep maju pilwali depok --
KAESANG Pangarep, bungsu Jokowi, sudah memperlihatkan keseriusannya maju dalam pemilihan wali kota Depok. Ia ikut memasok foto-foto untuk baliho gambar dirinya yang tersebar di kota itu.
Tantangan yang dihadapinya bakal lebih berat daripada kakak kandungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang memenangkan kursi wali kota Solo. Juga, lebih berat daripada kakak iparnya yang merebut kursi wali kota Medan.
Ibaratnya, Kaesang bertanding di ”kandang lawan”. Maklum, Kota Depok sudah bertahun-tahun dikuasai Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Patahana sekarang pun PKS.
Becermin dari peta politik nasional, selama bapaknya Kaesang berkuasa, PKS memilih berada di luar istana. Menjadi oposisi. Bisa dikatakan, PKS kelompok politik di seberang Jokowi.
Nah, kalau bahasanya mau dibuat serem, bisa disebut: Kesang ingin ”merebut” Depok yang selama ini dipegang PKS. Wilayah yang sangat strategis, masuk Jawa Barat, tetapi penyanggah Jakarta. Di sana juga ada kampus besar, Universitas Indonesia.
PKS sudah empat periode menguasai Depok, membuktikan mereka memiliki kekuatan besar. Artinya, Kaesang akan menghadapi lawan berat. Bandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka, kakak sulungnya, yang dengan mulus menang di Solo.
Solo itu basis PDIP. Fanatik lagi. Ibaratnya, siapa pun yang diusung PDIP pasti menang di Kota Bengawan itu. F.X. Hadi Rudyatmo, wali kota sebelumnya yang berasal dari kelompok minoritas (nonmuslim), bisa menang di Solo. Itu karena diusung PDIP.
Apalagi Gibran. Sudah didukung PDIP, anak Jokowi lagi. Kampung halaman sendiri lagi. Kekuatannya berlipat-lipat sehingga dengan mudah menang di Solo. Telak. Meraih 86,5 persen suara. Tak perlu berkeringat pun pasti menang.
Kakak ipar Kaesang, Bobby Nasution, relatif lebih berat daripada Gibran. Sebab, suara PDIP di Medan tak sekental di Solo. Namun, tetap juga Bobby menang, meraih 393.327 suara. Menang tipis. Lawannya, Akhyar Nasution, meraup 342.580 suara.
Bobby yang sebelum menjadi menantu Jokowi ”bukan siapa-siapa” mampu mengalahkan juara bertahan.
Selain modal sosial sebagai mantu presiden, modal sosial lain yang dimiliki Bobby ialah putra daerah. Leluhur masih Medan, setidaknya dari Sumatera Utara.
Kaesang? Jelas lebih berat daripada Bobby karena bukan putra Depok. Bukan kampung halamannya.
Namun, Kaesang tetap punya modal besar, yakni sebagai anak presiden. Buktinya, parpol rebutan untuk mencalonkannya.
Gerindra partai yang dipimpin Prabowo, lewat Sekjen Ahmad Muzani, berkali-kali menyebut siap mendukung Kaesang. Alasannya, Kaesang cukup inovatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: