Era Baru Anfield

Era Baru Anfield

LIVERPOOL kini bersiap-siap menyambut era baru. Beberapa perubahan terjadi di lini tengah. Satu di antaranya adalah kehadiran gelandang elegan Argentina Alexis Mac Allister. Masih ada sejumlah perubahan yang dilakukan eks pelatih Borussia Dortmund itu. Li-https://www.premierleague.com/-

FASE tujuh tahun pertama telah usai. Manajer Liverpool Jurgen Klopp bersiap memasuki ”era baru Anfield” di liga Premier musim 2023/2024. Di akhir liga Premier musim 2014/2015, Brendan Rodgers hanya mampu membawa Liverpool FC finis di peringkat ke-6. Itu sekaligus menandai akan berakhirnya era kepemimpinan Brendan Rodgers. Ia hanya mampu mengoleksi 62 poin dengan 52 gol memasukkan dan 48 gol kemasukan.

Musim 2015/2016, tepatnya 4 Oktober 2015, Liverpool FC resmi berpisah dengan pelatih asal Irlandia Utara Brendan Rodgers. Pada 8 Oktober 2015, Liverpool FC resmi menunjuk Jurgen Norbert Klopp sebagai juru taktik baru untuk tiga musim ke depan.

Jika melihat kedatangan Jurgen Klopp tujuh tahun lalu, posisi Liverpool di klasemen musim 2022/2023 sedikit lebih baik. Liverpool finis di peringkat ke-5 dengan 67 poin (75 gol memasukkan dan 47 gol kemasukan).

Musim pertama Klopp pada 2015/2016, Liverpool finis di peringkat ke-8 dengan 60 poin (63 gol memasukkan dan 50 gol kemasukan), nyaris sama bukan. Pada musim itu Klopp masih menggunakan skuad milik Brendan Rodgers, hanya Bred Smith (FB) dan Steven Caulker (CB) yang didatangkan pada Januari 2016.

Dalam hal prestasi Liverpool di masa awal Rodgers memimpin musim 2012/2013, Liverpool harus puas menempati peringkat ke-7 klasemen Premier League, babak ke-4 League Cup dan FA Cup serta Europa League di babak 32 besar. 

Sementara itu, Klopp yang tak genap semusim penuh menangani Liverpool sudah membawa angin segar untuk Anfield. Yakni, menjadi runner-up Europa League dan League Cup meski di Premier League hanya di posisi ke-8 klasemen dan FA Cup terhenti di babak ke-4.

Bagi Liverpool, yang diraih Klopp menjadi catatan positif. Sebab, Klopp baru bergabung pertengahan musim 2015/2016, saat ia harus menangani skuad warisan Brendan Rodgers. 

Klopp pernah mengatakan bahwa apa yang diraih dalam semusim bergantung saat latihan pramusim. Klopp pun tak menangani Liverpool sejak pramusim.

Pada musim 2016/2017 Klopp full menangani The Reds. Ia ”hemat” untuk urusan belanja. Klopp hanya mengeluarkan GBP 10 juta untuk Loris Karius, Joel Matip, dan wonderkid Marko Grujic. 

Di musim itu, Anfield bisa finis di peringkat ke-4 dengan 76 poin (78 gol memasukkan dan 42 gol kemasukan). Klopp sekaligus memastikan kembalinya Liverpool FC ke liga Champions musim berikutnya meski belum genap dua tahun memimpin skuad Liverpool.

Bandingkan dengan Rodgers di musim pertamanya ang sudah menghabiskan GBP 27 juta untuk membelanjakan Fabio Borini, Joe Allen, dan Oussama Assaidi. Dari ketiganya, tak ada yang kemudian benar-benar memberikan kontribusi signifikan bagi Liverpool. 

Publik Anfield pada musim 2016/2017 juga disuguhkan perseteruan ”abadi” Klopp vs Pep Guardiola. The Reds hanya terpaut 2 poin dari peringkat ke-3 yang dihuni Manchester City, musim pertama City bersama Pep sekaligus menandai permusuhan pertama Klopp di liga Premier Inggris. 

Catatan Pep di musim itu sedikit lebih baik, dengan 78 poin (80 gol memasukkan dan 39 gol kemasukan).

Jika mengacu pada sejarah periode 7 tahunan Klopp melatih, bisa jadi liga Premier musim 2023/2024 adalah era ”membangun” kembali kejayaan Anfield.

Sumber: