Sampai Jumpa Surabaya Tourism Awards 2024
Jawara Surabaya Tourism Awards berfoto bersama di Ciputra Hall, 16 Juni 2023.-Elvina Talitha Alawiyah/Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perjalanan panjang SURABAYA Tourism Awards 2023 berakhir hari ini, 16 Juni 2023. Jawara pariwisata dari kategori hotel, tempat wisata dan sentra wisata kuliner (SWK) berkumpul di Ciputra Hall untuk menerima penghargaan.
Penjurian awal dimulai sejak 1 April 2023. Tahun sebelumnya, tak ada lomba SWK. Namun Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengusulkan agar SWK ikut dikompetisikan. “Jadikan SWK ujung tombak pariwisata,” kata wali kota yang dilantik sejak 26 Februari 2021 itu.
SWK menjadi salah satu cara Pemkot Surabaya untuk menuntaskan problem penataan kota. Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) diberi tempat yang lebih layak. Bahkan banyak yang Instagramable seperti di SWK Wiyung, Studio, Convention Hall dan Babat Jerawat.
Kini SWK menjadi kekuatan sendiri di sektor pariwisata. Ada enam menu andalan yang dilombakan di STA 2023: bebek goreng, tahu campur, rawon, tahu tek, soto, dan rujak cingur. Dalam tahap penjurian yang dimulai 1 April, ada banyak sekali hidden gem yang ditemukan dewan juri dari Universitas Ciputra, Harian Disway, dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya.
BACA JUGA:Luhut Ajak TikTok Investasi di Indonesia, Tapi Jangan Masuk ke Politik!
BACA JUGA:Kuota Tambahan Haji Terpakai 85,46 Persen, Masih ada 4 Ribuan Kursi Lagi
Terdapat jawara enam kuliner yang dilombakan di 22 kecamatan. Para juara tingkat kecamatan dengan bangga menempel plakat penghargaan itu di stan atau depon mereka. Tentu, penghargaan itu jadi magnet bagi pengunjung.
Mereka yang menang di tingkat kecamatan juga berkompetisi di skala kota. Akhirnya didapat enam kuliner terenak SWK di Surabaya (lihat grafis). Wali Kota Eri Cahyadi juga memilih SWK Babat Jerawat sebagai SWK Pilihane Cak Eri. Sedangkan Founder Harian Disway Dahlan Iskan memilih SWK Manukan Lor.
Yang menarik, SWK Convention Hall menyabet tiga juara sekaligus. Yakni, kategori Kebersihan Lingkungan, Kreativitas Menarik Pengunjung dan Juara Umum. Maklum SWK di Surabaya timur itu pernah mendapat pendampingan dari Universitas Ciputra. ”Pernah setahun kerjasama. Hasilnya sangat luar biasa,” ujar tokoh pedagang SWK Convention Hall Andy Setiawan.
Anak-Anak Istana Karya Difabel Menari Bersama Mahasiswa Internasional ITS di SWK Konvention Hall.-Elvina Talitha Alawiyah-
Namun, kerjasama itu sempat terhenti. Ia berharap kegiatan pendampingan digelar secara berkala dan berjelanjutan. Ia sepakat dengan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa SWK adalah ujung tombak pariwisata. “SWK adalah ikon Surabaya, perlu keseriusan,” jelas pembina Istana Karya Difabel itu.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Surabaya Dewi mengatakan program pendampingan tidak berhenti pada lomba. Akan ada tindak lanjut agar program pemberdayaan bisa sustainable. “Hasil perlombaan akan kami gunakan untuk bahan pengembangan dan pendampingan,” ujarnya.
BACA JUGA:Simulasi Biaya Menonton Coldplay di Singapura buat Warga Surabaya
BACA JUGA:Tiket Coldplay di Singapura Lebih Murah, Festival Hanya Rp 1,8 Juta!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: