Soal Kerusuhan Prancis, Keluarga Korban Minta Tidak Dijadikan Alasan Kisruh

Soal Kerusuhan Prancis, Keluarga Korban Minta Tidak Dijadikan Alasan Kisruh

MOBIL TERBALIK di jalanan Lyon, wilayah tenggara Prancis, 1 Juli 2023. Massa mengamuk di banyak kota di negeri tersebut.-OLIVIER CHASSIGNOLE-AFP-

PARIS, HARIAN DISWAY – Kerusuhan di Prancis makin menjadi-jadi. Publik masih marah setelah Nahel M. ditembak mati di Nanterre, wilayah di barat Paris. Pemuda 17 tahun keturunan Aljazair itu tewas pada Selasa, 27 Juni 2023.

 

Yang terbaru, rumah wali kota L’Hay’-les-Roses, salah satu komune di Paris, dibakar massa. Kata Wali Kota Vincent Jeanburn, massa menabrakkan mobil ke rumah dinasnya. Lalu membakar mobil tersebut.

Karena itu, keluarga korban angkat bicara. Mereka tidak mau kematian Nahel menjadi alasan kerusuhan yang berlarut-larut. ’’Kami tidak pernah menyerukan kebencian atau kerusuhan,’’ kata seorang kerabat korban dalam penuturannya kepada BBC.

Meski begitu, keluarga Nahel bersikeras mendorong evaluasi aturan kepolisian di Prancis. Di undang-undang itu, polisi diizinkan menembak saat menghentikan pelanggar lalu lintas.

Itulah yang terjadi pada Nahel. Remaja itu ditembak setelah polisi tidak bisa menghentikannya untuk pemeriksaan lalu lintas. Prancis pun bergolak. Di dekat rumah keluarga Nahel di Nanterre meletup kerusuhan besar. Ribuan orang ditangkap. Toko-toko dijarah. Ratusan kendaraan dibakar. Itu bentuk kekecewaan para perusuh karena Prancis dinilai tidak menghormati Nahel. Juga kaum imigran non-kulit putih.

’’Kami tidak minta orang untuk merusak atau mencuri. Semua ini bukan untuk Nahel,’’ kata keluarga yang diwawancarai secara anonim tersebut. Suasana memang menegangkan. Nahel tidak pernah diberitakan lengkap dengan nama keluarganya. Menurut keluarga, orang bisa mengenal Nahel dengan cara demonstrasi damai, pawai putih, tanpa kerusuhan.

Keluarga Nahel juga minta polisi kembali menjalani pelatihan. Agar bisa menjalankan regulasi dengan baik. Negara diminta meninjau kembali kinerja polisi dalam menggunakan senjatanya saat menegakkan aturan di jalan raya.

Kerabat Nahel juga mengatakan, kekacauan itu membuat mereka tidak punya waktu untuk duduk bersama dan mengenang Nahel. "Kami ingin semuanya tenang. Media sosial, kerusuhan, semuanya perlu tenang," ungkap mereka.

Sebelumnya, Minggu, 2 Juli 2023, Nadia, nenek Nahel, juga berbicara kepada media. Ia menyerukan penghentian kekerasan. Nadia juga menuduh para perusuh menggunakan kematian Nahel sebagai alasan. Jangan hancurkan sekolah. Jangan hancurkan bus. Ibu-ibu biasa naik bus ini,’’ kata Nadia kepada BFMTV via telepon. (Nela Erdianti)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: