Super-Banyol, Grup Ludruk Luntas Hibur Tamu Ulang Tahun Harian Disway

Super-Banyol, Grup Ludruk Luntas Hibur Tamu Ulang Tahun Harian Disway

PENDIRI Grup Ludruk Luntas, Robert Bayoned (kiri) dan Cak Ipul menampilkan ludruk di ulang tahun Harian Disway ketiga, 4 Juli 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Ulang tahun HARIAN DISWAY yang ketiga, 4 Juli 2023, kedatangan tamu lucu. Bukan lucu imut atau kiyowo. Tapi betul-betul banyol. Lucu yang bikin ngakak. Mereka adalah Robert Bayoned dan Cak Ipul. Keduanya merupakan pendiri Grup Ludruk Luntas (Ludrukan Nom-noman Tjap Arek Soerobojo). 

’’Dino iki melok bahagia/Disway mlebu taun ketiga/Media informasi karo budaya/Mugo-mugo tambah jaya!.’’

Begitulah Robert Bayoned mengawali penampilannya di halaman belakang Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab 76 Surabaya. Jika diterjemahkan, parikan (pantun berbahasa Jawa) itu artinya: Hari ini (saya) ikut berbahagia/(Harian) Disway masuk tahun ketiga/Media informasi dan budaya/Semoga tambah jaya.

BACA JUGA: Serba-Vintage di Ulang Tahun Ketiga Harian Disway

Setelah berbalas pantun, mereka mulai melancarkan jurus-jurus ludruknya. Sesuai tema ulang tahun Harian Disway, JUL4 JULI Surabaya Heritage, mereka mengangkat kisah perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Tepatnya pada pertempuran 10 November.

’’Elek-elek ngene, mbahku iku pahlawan. Begitu krungu onok pertempuran nang Suroboyo, langsung dekne budal (Jelek-jelek begini, kakekku itu pahlawan. Begitu mendengar ada pertempuran pecah di Surabaya, ia langsung berangkat,’’ Robert menyombong. Ipul bertanya, budal nang ndi? ’’Nang Jombang,’’ celetuk Robert.

BACA JUGA: Open House Tjap Go Meh Harian Disway, Sepiring Lontong Simbol Asimilasi

Robert bercerita lagi. Meski sempat nyasar ke Jombang, akhirnya si kakek ikut bertempur di Surabaya. Ia maju ke garis depan. Paling depan, malah. Sang kakek dan kompinya berlari kencang menerjang. Tapi, pasukan Sekutu ternyata berada di belakang mereka. ’’Iku jenenge ga perang nang garis depan. Mbahmu iku diuber!’’ Ipul mengomel gemas. ’’Lho lak bener nang garis depan,’’ Robert ngeyel.

Lalu, giliran Ipul yang membual. Kata pria bernama lengkap Zaiful Irwanto itu, kakeknya gugur sebagai bunga bangsa. Robert bertanya, apakah sang kakek tewas di medan perang? ’’Dibedil Sekutu? Keplindes tank?’’ Ipul menepis semua tebakan. Ia menjawab, ’’Kencing manis.’’

BACA JUGA: Open House Tjap Go Meh Harian Disway; Hangatnya Pertemuan Disway Family

BACA JUGA: Open House Tjap Go Meh Harian Disway; Unjuk Bakat Seru di Backyard

Guyonan-guyonan ringan itu sukses memancing tawa penonton. Memang begitu karakter ludruk. Ringan, ceplas-ceplos, tapi gayeng. Tidak perlu berpikir keras untuk menikmati lawakan mereka.

Ipul dan Robert mengungkapkan, grup ludruk Luntas masih aktif berlatih dan berpentas. Mereka menggelar pertunjukan tiap Sabtu malam di Rumah Budaya Rakyat, jalan Karang Menjangan nomor 21. Bisa disaksikan siapa saja secara gratis.

’’Ini sekalian kami promosi ludruk. Kami ingin generasi muda itu tahu, bahwa ludruk masih ada, lho,’’ kata Ipul. ’’Siapa saja, yang kepingin menikmati ludrukan khas Suroboyo, atau bahkan kepingin belajar ludruk, datang saja ke sanggar kami. Gratis tis pokoke,’’ tegas Robert. Aduh, menarik banget! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: