Liburan Antimainstream di Korea: Keliling Incheon Dalam Dua Hari

Liburan Antimainstream di Korea: Keliling Incheon Dalam Dua Hari

SONGDO CENTRAL PARK Incheon menawarkan wisata taman yang luas dengan kanal-kanal cantik untuk piknik.-Korea Tourism Board-

HARIAN DISWAY – Lihat di Incheon? Pasti pertanyaan itu langsung nongol ketika mendengar kata Incheon. Maklum. Selama ini kita menganggap Incheon hanya berisi bandara. Bahkan, tidak sedikit yang mengira ia merupakan bagian dari Seoul. Padahal, Incheon adalah kota tersendiri. Memiliki kepribadian dan daya tarik sendiri. Yang sayang dilewatkan saat berkunjung ke Korea.

Ada cara terbaik menikmati Incheon. Yakni, menjadikannya sebagai destinasi liburan terakhir. Cukup alokasikan satu atau dua hari sebelum pulang. Pengalaman di Korea bakal semakin lengkap dengan mengunjungi beberapa spot yang dipromosikan oleh Korean Tourism Board di bawah ini. Paling tidak, kita tidak bakal bertanya lagi, di Incheon lihat apa? (*)

BACA JUGA: Bungeoppang, Jajanan Khas Korea yang Gurih dan Manis

Songdo Central Park
Songdo IBD, Songdo International City


MAIN KANO jadi pilihan aktivitas saat mengunjungi Songdo Central Park di Incheon.-KBS2TV-

Jika hanya punya waktu kurang dari 24 jam—misalnya saat transit—tempat ini layak jadi jujukan. Konsepnya terinspirasi Central Park di New York. Taman ini menjadi jantung Songdo International Business District (IBD). Dirancang sebagai lahan terbuka hijau di tengah-tengah deretan gedung pencakar langit berdesain ultramodern. Luasnya sekitar 42 hektare.

Kaum rebahan bakal betah banget di sini. Sebab, banyak area padang rumput terbuka bermandi sinar matahari yang cocok buat piknik. Area hutannya laris untuk camping di akhir pekan. Di salah satu sudut taman, terdapat area patio. Pusat kafe serta restoran kecil-kecil yang artistik.    

BACA JUGA: Cantiknya Gerai Starbucks Bergaya Hanok di Daegu, Korea Selatan

Di sini, yang tidak kalah disukai adalah kanal air laut yang sangat cantik. Beragam aktivitas bisa dilakukan. Seperti naik taksi air—yang juga berfungsi sebagai alat transportasi sungguhan—hingga mencoba mendayung kano. Atau mau jalan-jalan di jalur pedestrian yang dibangun rapi di sepanjang tepinya, juga asyik banget.  

Gyeong-in Ara Waterways
41, Jeongseojin 1-ro, Seo-gu, Incheon


AIR TERJUN di salah satu sudut Gyeong-in Ara Waterways adalah air terjun buatan terbesar di dunia.-Gyeong-in Ara Waterways Official-

Incheon adalah kota pelabuhan. Ia punya banyak kanal. Salah satunya, Gyeong-in Ara Waterways, yang membentang sepanjang 18 kilometer. Menghubungkan Sungai Han ke Laut Kuning. Kanal ini dibangun sejak era Raja Gojong di abad ke-13. Tapi tidak kelar-kelar. Teknologi modern yang sukses menyelesaikannya.

Resmi dibuka pada 2012, perairan ini difungsikan untuk mengontrol banjir. Sekaligus sebagai jalur kapal-kapal kargo kecil dari pelabuhan ke Laut Kuning dan sebaliknya. Dan tentu saja, daerah wisata. Terdapat jalur sepeda yang sangat populer sepanjang 40 kilometer. Lengkap dengan persewaan sepedanya.

BACA JUGA: Siap-Siap Traveling ke Jepang, Ghibli Park Dibuka 1 November 2022

Naik sepeda, kita bisa mencapai air terjun supercantik. Yang disebut-sebut sebagai air terjun buatan termegah di dunia. Tingginya 50 meter, dan lebarnya 150 meter. Kalau lebih suka jalan kaki, ada sky walk berbentuk melingkar setinggi 45 meter di atas permukaan air. Jelas bukan buat mereka yang fobia ketinggian. Sebab, di beberapa bagian jembatan, lantainya terbuat dari kaca.

Katedral Anglikan Gwangha
10, Gwancheong-gil 27beon-gil, Gwangha-eup, Gwangha-gun, Incheon


GEREJA ANGLIKAN GANGHWA terlihat seperti rumah tradisional Korea dari luar.-Anglican Church Ganghwa-

Ini adalah katedral pertama bergaya hanok (bangunan tradisional Korea) di era Joseon. Dibangun oleh Uskup Charles John Cofre mulai tahun 1896. Ide membuat gereja bergaya hanok muncul setelah ia berdiskusi dengan tukang kayu yang turut membangun Istana Gyeongbokgung. Si tukang kayu meminta kayu pinus merah berusia 100 tahun yang ada di Gunung Baekdusan.

Uskup kedua, Arthur Beresford Turner, mengambil alih tugas itu. Ia pergi ke gunung, menyusunnya menjadi rakit, dan membawanya menyusuri Sungai Amnokgang. Butuh enam bulan perjalanan, dan enam bulan lagi untuk mengeringkan kayu. Sebelum gereja berdiri, Uskup Turner meninggal karena kelelahan. Pembangunan dilanjutkan oleh uskup ketiga, Mark Napier Trollope.


BAGIAN dalam gereja Anglikan Ganghwa di Incheon masih memperlihatkan berbagai elemen tradisional Korea.-Anglican Church Ganghwa-

Layout katedral dibuat seperti perahu Nabi Nuh. Gerbang utamanya diumpamakan kepala kapal. Bangunan gerejanya terletak di tengah-tengah, seperti lambung kapal. Dan tempat tinggal uskup di belakang adalah ekor kapal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: korea tourism board