39 Orang Tewas, Presiden Korsel Janji Reformasi untuk Kesiagaan Bencana

39 Orang Tewas, Presiden Korsel Janji Reformasi untuk Kesiagaan Bencana

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (tengah) meninjau lokasi bencana longsor di Yecheon, Senin, 17 Juli 2023.-YONHAP VIA AFP-

SEOUL, HARIAN DISWAY – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol berjanji untuk mengubah sistem tanggap darurat di negaranya. Senin, 17 Juli 2023, Yoon ingin ada reformasi penuh agar negaranya bersiap melawan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim. Itu setelah 39 orang tewas akibat banjir dan longsor selama musim hujan monsoon di Negeri Ginseng tersebut.

 

Hingga hari itu, petugas penyelamat masih terlihat berjibaku di tengah lumpur tebal. Mereka mengeringkan terowongan yang tergenang di Cheongju. Petugas mencari korban yang tertinggal setelah belasan mobil terjebak di terowongan tersebut akibat banjir bandang.

 

BACA JUGA : Hujan Lebat dan Banjir Besar Tewaskan 33 Orang di Korea Selatan

 

Kata Kementerian Dalam Negeri, sembilan orang masih hilang di seantero negara. Memang, bencana belum berhenti. Korsel sedang berada di puncak musim hujan monsoon di tengah musim panas.

 

Hujan deras sejak Jumat, 14 Juli 2023. Banjir datang. Longsor meluas. Sungai meluap. Begitu juga waduk yang penuh. Dan diperkirakan, hujan masih belum berhenti pada pekan ini.

 

"Jenis peristiwa cuaca ekstrem seperti ini akan menjadi hal yang biasa. Kita harus menerima bahwa perubahan iklim sedang terjadi. Dan kita harus menghadapinya," kata Yoon. Ia mengatakan itu sebelum mengunjungi Provinsi Gyeongsang Utara yang diterjang banjir.

 

Menurutnya, yang harus diubah adalah pola pikir. Cuaca ekstrem bukan karena anomali. Kondisi itu sudah tidak bisa dihindarkan lagi karena iklim bumi memang berubah. Karena itu, ia minta upaya luar biasa untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons negara.

 

’’Korea Selatan akan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia, termasuk militer dan kepolisian. Ini untuk upaya penyelamatan.  Musim hujan belum berakhir. Dan akan ada hujan deras lagi besok,’’ tambahnya.

 

Sebagian besar korban—termasuk 19 yang tewas dan delapan yang hilang—berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara. Sebagian besar disebabkan oleh longsor di kawasan pegunungan. Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa beberapa orang hilang terbawa arus ketika sungai meluap di provinsi tersebut. (Doan Widhiandono)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: