Sowan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko Bakal Dipanggil
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko-Intan Afrida Rafni-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - PDI Perjuangan kembali digoyang isu keretakan. Ini setelah salah seorang tokoh partai pemenang Pemilu 2019 itu, Budiman Sudjatmiko, bertandang ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa malam, 18 Juli 2023. Langkah mantan aktivis PRD itu dianggap berseberangan dengan partainya.
“Mengindikasikan kian terpecahnya barisan internal PDIP yang tengah mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden,” ujar Direktur Eksekutif Indostrategic A Khoirul Umam saat dihubungi, kemarin. Nyaris seluruh pernyataan Budiman menyiratkan dukungan politik yang berlawanan dengan partai. Yakni lebih condong memilih Prabowo di Pilpres 2024 nanti.
Manuver Budiman kali ini betul-betul di luar kontrol PDIP. Tentu ada motif di belakangnya. Menurut Umam, ini sebagai reaksi atas upaya sejumlah pihak yang mencoba melemahkan peran Budiman di internal partai. Salah satu buktinya, Budiman tidak diberi posisi pencalegan yang layak.
Bahkan, Budiman tidak dilibatkan dalam tim pemenangan pencapresan Ganjar Pranowo. Karena itulah Budiman merasa tidak punya beban.
“Dan seolah tidak ingin didikte aturan organisasi konstitusi partai PDIP,” ujar dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina itu. Di sisi lain, lanjut Umam, manuver Budiman ini juga menunjukkan satu hal. Bahwa kian kuatnya sinyal konsolidasi kalangan mantan aktivis 98 di lingkaran ketua umum Partai Gerindra itu.
BACA JUGA:Rakernas Apeksi Anies Bicara Ketimpangan, Ganjar-Prabowo Lanjutkan Jokowi
Tentu menjadi peristiwa yang unik. Karena pada akhirnya Prabowo sanggup meyakinkan simpul-simpul jaringan kekuatan baru. Yang bahkan dulu sangat efektif mendegradasi Prabowo di dua kali ajang pilpres.
Tetapi, juga cukup ironis. Sebab, sejarah reformasi 1998 juga mewariskan tanggung jawab moral perjuangan. Terutama kepada jaringan aktivis ‘98 yang kini banyak bertransformasi menjadi politikus dan sel-sel relawan itu.
“Manuver Budiman akan memantik kekecewaan besar bagi yang peduli sejarah reformasi,” ungkapnya. Namun, apa boleh buat. Toh, imbuh Umam, nature politik hari ini memang telah berubah.
Langkah mengejutkan dari Budiman mirip sekali dengan yang dilakukan Gibran Rakabuming Raka. Wali kota Solo itu pernah menemani Prabowo saat mendapat dukungan dari Relawan Jokowi-Gibran pada Mei lalu. Gibran pun langsung mendapat teguran dari pimpinan partai.
Sejak itu, isu perpecahan internal PDIP mencuat. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto langsung mengeluarkan aturan baru. Bahwa semua kepala daerah PDIP dilarang menerima capres selain Ganjar sebagai tamu.
Efek manuver Budiman tentu tak akan sebesar Gibran. Lantaran Budiman tak punya posisi strategis. Tetapi juga bisa membuat PDIP kelabakan.
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun angkat bicara. Ia menilai sikap Budiman itu sama sekali tidak mewakili partai. Seharusnya, Budiman tunduk pada aturan partai.
Apalagi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Sehingga semua anggota partai wajib tertib dalam barisan yang sama. Termasuk bagi Budiman yang masih ber-KTA PDIP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: