Penyebab LRT Jabodebek Diminta Ditunda Beroperasi oleh Presiden Jokowi
Presiden Jokowi menjajal LRT Jabodebek pada Kamis Pagi, 3 Agustus 2023-Setpres-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kemungkinanbesar operasi komersial Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mundur dari target 18 Agustus nanti. Sebab, Presiden Joko Widodo meminta LRT tersebut tidak buru-buru dioperasikan lantaran masih ada kekurangan yang harus segera diperbaiki.
Jokowi menjajal LRT ketiga yang dimiliki Indonesia itu, Kamis, 3 Agustus 2023. Tepatnya lintas Cibubur dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun Dukuh Atas. Secara keseluruhan, Jokowi merasa nyaman.
Menurut Jokowi, kesiapan sistem perlu dimatangkan lagi. Terutama menyangkut keamanan dan keselamatan para petugas dan penumpang. “Harus dilihat betul. Jadi tidak usah tergesa-gesa untuk segera dioperasikan,” kata Jokowi kepada wartawan di Stasiun Dukuh Atas, kemarin.
Tentu, Jokowi tak mau kekurangan LRT itu tidak untuk dijadikan bahan mencari-cari kesalahan. Sebab, kekurangan tersebut wajar. Misalnya, seperti pintu yang kurang presisi. Itu sangat bisa dimaklumi.
Jokowi jajal LRT dari Stasiun Harjamukti, Kamis 3 Agustus 2023. -Instagram-
Salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN) yang menghabiskan biaya Rp 32,5 triliun ini dikembangkan dan dibangun oleh anak bangsa. Semua konstruksinya dikerjakan oleh PT INKA.
“Jadi, kalau ada kurang-kurangnya harus dimaklumi,” ungkap Jokowi. Termasuk juga proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Tidak luput dari sejumlah kesalahan.
Menurutnya, semua itu masih lumrah. Lantaran proyek transportasi itu masih tergolong baru di Indonesia. Dan ke depan pasti ada penyempurnaan untuk perbaikan.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo melihat ada kesalahan desain pada proyek LRT Jabodebek. Misalnya terdapat tikungan yang kurang lebar. Ini menyebabkan laju LRT melambat.
Lengkung LRT yang dimaksud itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota. Membentang sepanjang 148 meter. melintang di atas Jalan Gatot Subroto - Kuningan yang terlalu sempit. Longspan LRT ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bahwa hal tersebut bukan kesalahan desain. Melainkan memang diperlukan model seperti itu lantaran kondisi yang cukup menantang.
Ia pun mengklaim proyek LRT Jabodebek dibangun dengan prinsip kehati-hatian. Mengutamakan aspek keselamatan dan menggunakan desain perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan internasional. “Kami mengundang konsultan yang sudah berpengalaman untuk review terhadap pekerjaan dan juga telah mengikuti standar yang berlaku," kata Budi.
Artinya, desain LRT Jabodebek seluruhnya telah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR. Seluruh pekerjaan dari proyek ini juga telah diuji oleh Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA).
Bahkan, telah mendapatkan penilaian sistem manajemen keselamatan perkeretaapian. “Untuk suatu karya baru anak bangsa, ini termasuk luar biasa. Jadi dibuat oleh orang Indonesia dan driverless. Meski banyak tantangan yang dilalui,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: