Pendapatan Alibaba Naik 14 Persen, Bukti Pulihnya Konsumsi Domestik Tiongkok

Pendapatan Alibaba Naik 14 Persen, Bukti Pulihnya Konsumsi Domestik Tiongkok

KANTOR MEGAH Alibaba di Beijing dipotret pada Juli 2023. Perusahaan itu mencatatkan kenaikan pendapatan tahun ini.-GREG BAKER-AFP-

BEIJING, HARIAN DISWAY – Kesulitan yang menerpa Alibaba memang cukup dahsyat. Pandemi Covid-19 membuat ekonomi melambat. Konsumsi domestik drop. Terlebih, Alibaba sempat didenda senilai sekitar Rp 42 triliun karena tudingan melanggar UU Antimonopoli. Tetapi, kini Alibaba merilis laporan keuangan terbarunya. Mereka mengalami kenaikan penjualan 14 persen pada kuartal pertama ini (year-on-year).

 

Alibaba adalah pemain kunci dalam roda ekonomi digital di Tiongkok. Mereka juga menjadi operator platform belanja online utama.

 

Kinerja grup berbasis di Hangzhou itu oleh karena itu dianggap sebagai barometer konsumsi domestik. Dan beberapa bulan terakhir, konsumsi domestik itu cenderung drop.

 

BACA JUGA : Industri Game Tiongkok Terus Meraksasa, ChinaJoy 2023 Makin Padat Pengunjung

 

Tiongkok memang masuk dalam deflasi pada Rabu, 9 Agustus 2023. Itu adalah yang pertama sejak 2021. Dan merupakan indikasi perlambatan pada negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

 

Pada kuartal pertama tahun keuangan yang dimulai pada 1 April, pendapatan Alibaba mencapai 234,1 miliar yuan. Sekitar Rp 492 triliun. Jauh melebihi perkiraan analis.

 

Labanya juga naik 51 persen dibanding tahun sebelumnya. Yakni, 34,3 (sekitar Rp 72 triliun) miliar yuan selama periode April-Juni.

 


STAF DELIVERY Alibaba bersiap mengantarkan pesanan bahan pokok rumah tangga di Beijing.-JADE GAO-AFP-

 

Hasil keuangan terbaru ini muncul ketika Alibaba memulai restrukturisasi terbesar dalam sejarahnya. Restrukturisasi itu diumumkan pada akhir Maret 2023. Alibaba memisahkan grupnya menjadi enam entitas yang berbeda. Sehingga masing-masing dapat melantai di bursa secara terpisah.

 

"Alibaba menjalani hasil kuartal yang kukuh karena kami terus melaksanakan reorganisasi. Kami mulai melepaskan energi baru di seluruh lini bisnis," kata CEO Daniel Zhang yang dikutip Agence France-Presse, Kamis, 10 Agustus 2023.

 

Zhang adalah tokoh kunci dalam perkembangan awal perusahaan. Dan ia akan meninggalkan jabatannya sebagai CEO. Tetapi, Zhang akan tetap bersama grup itu untuk memimpin usaha di bidang komputasi awan. Dan Alibaba benar-benar akan mencurahkan seluruh perhatian pada bisnis anyar tersebut.

 

Perubahan personel ini akan berlaku mulai 10 September 2023. Zhang sendiri telah memimpin ’’kekaisaran’’ Alibaba sejak sang pendiri, Jack Ma, keluar pada 2019.

 

Selain komputasi awan dan e-commerce, Alibaba juga punya peran penting dalam ekosistem teknologi Tiongkok yang lebih luas. Mereka punya bisnis besar di bidang logistik, media, hiburan, dan kecerdasan buatan.

 

Restrukturisasi Alibaba terjadi di tengah masa sulit yang panjang. Kala itu, pihak berwenang berupaya mengendalikan perusahaan yang pernah menikmati regulasi yang longgar tersebut.

 


JOE TSAI, Wakil Kepala Eksekutif Alibaba, meninggalkan Allen & Company Sun Valley Conference di Idaho, Amerika Serikat, 13 Juli 2023.-KEVIN DIETSCH-AFP-

 

Pada 2020, Alibaba menjadi raksasa teknologi pertama di Tiongkok yang merasakan dampak pengawasan yang lebih ketat. Otoritas Beijing membatalkan rencana penjualan saham untuk Ant Group, mantan anak perusahaan Alibaba. Jika gol, penjualan itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah. Nilainya USD 34 miliar atau sekitar Rp 515 triliun.

 

Ant Group adalah pemilik Alipay, aplikasi pembayaran seluler yang banyak digunakan di Tiongkok.

 

Satu bulan setelah pejabat menghentikan IPO-nya, Alibaba diselidiki. Ia dituding melanggar praktik antimonopoli. Lalu didenda USD 2,8 miliar (sekitar Rp 42 triliun).

 

Dan bulan lalu, Juni 2023, pihak berwenang menghukum Ant Group sebesar 7,1 miliar yuan karena melanggar peraturan perbankan. Itu senilai hampir Rp 15 triliun.

 

Tindakan keras itu kini mulai mereda. Tiongkok sedang menyuarakan dukungan bagi pengembangan ekonomi digital. Dan di situlah pasar kerja dan bisnis potensial saat sektor retail sedang tertekan. Meski begitu, sektor digital itu belum sepenuhnya pulih.

 

Tanda-tanda tantangan masih berlanjut. Alibaba mengurangi lebih dari 17 ribu karyawan dalam setahun terakhir. Kita tunggu gebrakan berikutnya… (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: