Wisata di Dusun Semilir Bagai Cerita Meursault dalam Novel The Outsiders Karya Albert Camus
Kereta yang memutari wilayah Dusun Semilir setiap sepuluh menit sekali. -Fidelis D-
SEMARANG, HARIAN DISWAY - Berada di antara Gunung Merbabu, Telomoyo, dan Ungaran, tempat wisata di Dusun Semilir, Bawen, Kabupaten Semarang ini punya kesan tersendiri.
Ketika pengunjung berjalan di ruang terbuka, angin tak pernah berhenti berembus. Meski terik matahari memancar dari setiap sudut. Hawanya sejuk.
Sepanjang jalan, pengunjung akan melihat jalur trem yang tertanam di wilayah itu. Tremnya pun ada. Wisatawan bisa dengan leluasa menikmati wahana itu.
Mengingat cerita Meursault pada novel berjudul The Outsiders karya Albert Camus. Pengunjung akan dikenyangkan bertualang serupa Meursault yang sehari-harinya beraktivitas menggunakan trem di Kota Paris.
Wisatawan bisa menikmati naik kereta untuk berkeliling sepanjang jalan ditemani kesejukan di dusun itu.-Fidelis D-
Tak berhenti di situ, wisatawan bisa menikmati wahana gondola. Nama gondola pun merupakan perahu dayung tradisional Italia. Dusun Semilir meminjam ide dari Kota Venesia. Daerah yang warganya beririsan dengan aliran sungai.
Seperti yang dikatakan Eka Sulis, salah seorang pendayung gondola di tempat tersebut. Katanya konsep Dusun Semilir bertemakan Eropa. Wahana gondola yang ditanganinya merupakan salah satunya.
BACA JUGA: Temukan Nuansa Eropa dengan Berkunjung ke Dusun Semilir di Kota Lumpia
Wisatawan pun bisa melihat dan menikmati kereta api klasik. Mesin dengan tiga lokomotif yang mempunyai roda itu seperti asli. Sebab asap kendaraan keluar dari cerobong. Tidak ada knalpot belakang.
Bertuliskan ”Stasiun Eropa” di bagian muka, kereta tersebut memutari wilayah Dusun Semilir setiap sepuluh menit sekali. Wisatawan bisa menikmatinya untuk berkeliling sepanjang jalan ditemani kesejukan di dusun itu.
Penulis Harian Disway yang asyik mencoba perosotan. -Fidelis D-
Di Dusun Semilir juga ada perosotan setinggi 30 meter. Sebuah wahana untuk pengunjung yang menginginkan tantangan. Namun, perlu effort untuk menuju ke sana. Jalan naik ke atas lebih melelahkan dari ketegangan berseluncur di perosotan tersebut.
Seperti yang dialami wisatawan asal Mojokerto, Ony. Pria itu mengatakan bahwa perosotan tersebut memang ada tantangan tertentu. Pengunjung berusia 40 tahun itu mencoba mengabadikan momen sepanjang perosotan.
“Kalau ingin naik lagi saya ingin nyoba perosotan itu. Tapi capek naiknya. Jalannya jauh, terjunnya sebentar. Tadi di tengah perosotan sempat khawatir terguling soalnya sempat bergetar. Pas pegang HP khawatir jatuh aja,” kata Ony. (Fidelis Daniel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: