ASEAN Paling Strategis di Mata Uni Eropa

ASEAN Paling Strategis di Mata Uni Eropa

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) memimpin forum Association Economy Ministry ASEAN-EU Consultation-Kemendag-

SEMARANG, HARIAN DISWAY - Prospek ekonomi paling menguntungkan ada di ASEAN. Setidaknya bagi negara-negara Uni Eropa. Baik sebagai tempat menanam modal maupun hubungan dagang.

"Dunia usaha Uni Eropa melihat ASEAN sebagai kawasan dengan peluang ekonomi terbesar," jelas Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai menghadiri pertemuan Association Economy Ministry ASEAN-EU Consultation di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 20 Agustus 2023.

Peluang itu bisa dilihat dari perkembangan implementasi program kerja perdagangan dan investasi. Khususnya antarpelaku usaha di negara-negara UE dan ASEAN. Sepanjang tahun ini tumbuh 10 persen.

BACA JUGA:Pomprov Jatim II 2023 Resmi Dibuka, Para Pemenang Diharapkan Bisa Berlaga di Tingkat ASEAN

Pertemuan ini dihadiri oleh 10 menteri perdagangan ASEAN. Plus menteri perdagangan dan investasi Timor Leste sebagai observer dan  wakil dari Komisioner Perdagangan Uni Eropa, serta sekjen dan wakil sekjen ASEAN.

Di sisi lain, Zulhas menyinggung sikap Uni Eropa yang tiba-tiba membuat Undang-Undang Bebas Produk Deforestasi (EUDR). Aturan baru itu menghambat ekspor kopi Indonesia. Padahal, di saat yang sama, mereka mengizinkan masuknya batu bara yang merupakan produk energi fosil.


Menteri Perdangan Zulkifli Hasan bersama para delegasi Association Economy Ministry ASEAN-EU Consultation.-Kemendag-

“Jadi batu bara dengan kopi, berdasarkan EU, lebih jelek kopi daripada batu bara, ini kan kita susah,” kata Zulhas. Ketua PAN itu pun sempat mengapresiasi Inggris. Sebab, dinilai punya pandangan lebih berimbang terhadap produk-produk Indonesia. 

Inggris menaruh perhatian besar terhadap isu pelestarian lingkungan. Tetapi, mampu bersikap adil. Terutama terhadap produk-produk dari Indonesia seperti kayu dan kertas yang tak pernah dihambat.

BACA JUGA:Jokowi Ajak Menlu-Menlu ASEAN Menang Tanpa Ngasorake

Seperti diketahui, EUDR berlaku pada 16 Mei 2023. Uni Eropa memberikan masa transisi bagi perusahaan besar untuk mengimplementasikan aturan baru itu dalam waktu 18 bulan. Sementara perusahaan kecil mendapatkan fase transisi 24 bulan.

Aturan itu mengamanatkan uji tuntas ekstensif pada rantai nilai. Khususnya untuk semua operator dan pedagang yang berurusan dengan produk tertentu. Di antaranya yang berasal dari ternak, kakao, kopi, kelapa sawit, karet, kedelai, dan kayu. Maka dari itu, produk yang ditargetkan masuk Uni Eropa harus bebas deforestasi.

Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengatakan, Indonesia dalam pertemuan ini telah menyuarakan pentingnya prinsip keadilan dalam perdagangan global yang objektif. Kebijakan tak boleh bias. "Atau tidak boleh ada pemahaman dan interpretasi yang hanya sepihak saja,” kata Jerry. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: