Ujian Politik Muhaimin untuk Yakinkan Warga NU agar Memilih Anies Baswedan
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar-youtube Muhaimin Iskandar-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Jika memang benar berpasangan dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 nanti, Muhaimin Iskandar punya tugas yang tidak mudah: meyakinkan warga NU di Jateng dan Jatim.
Pasalnya, telah dikenal luas bahwa Muhaimin diharapkan mampu menambah daya dongkrak elektabilitas bagi poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai Cawapres.
Daya dongkrak yang dimaksud tentunya diwujudkan dengan dukungan warga Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sebagian besar tergambarkan oleh komunitas Nahdliyyin, jaringan pesantren dan kelompok islam secara general.
Persoalannya, kemampuan Cak Imin, sapaan akrab Ketua Umum DPP PKB tersebut untuk ‘mengamankan’ suara warga Jatim masih belum meyakinkan.
BACA JUGA:Tanpa Pacaran, Anies-Muhaimin Deklarasi Sabtu Siang di Hotel Majapahit
“Saya kira di situlah letak ujian yang sesungguhnya bagi Muhaimin Iskandar. Untuk mengonsolidasi kekuatan politik kalangan nahdliyyin,” kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno.
Kaum Nahdliyyin kata Adi selama ini menjadi basis kekuatan utama PKB. Adi mengatakan, bagaimanapun, kecenderungan basis massa PKB adalah warga NU. Dan mereka rata-rata menjadikan PKB sebagai wahanan berpolitik.
Jumlah ini pun cukup besar. Dalam perolehan Pileg 2019, PKB meraih suara 9 persen secara nasional. “Cuman yang menjadi problem yang perlu diuji apakah suara yang cukup besar ini secara otomatis memilih Muhaimin dan Anies Baswedan,” jelas Adi.
BACA JUGA:Pleno PKB di Surabaya Persiapan Deklarasi Anies-Muhaimin?
Belum lagi jika melihat data kata Adi, dari 9,6 persen suara PKB pada Pileg 2019, sangat jomplang sekali dengan elektabilitas Muhaimin yang hanya 1 hingga 2 persen.
“Mungkin memang benar warga NU memilih PKB dalam tataran Pemilu Legislatif. Namun dalam level Pilpres, bisa dikatakan warga NU tidak memilih Muhaimin. Malah banyak yang memilih Ganjar,” jelas Adi.
Tugas ini menjadi semakin berat melihat sejarah warga NU dan Anies Baswedan yang disebut oleh Adi sangat berjarak.
“Orang NU saja tidak memilih Muhaimin sebagai capres, lebih-lebih memilih Anies yang memang dari dulu mazhab, ideologi, dan irisan politiknya memang cukup berjarak dan bahkan sangat jauh dengan NU,” jelas Adi.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: