Aktualisasi Pengalaman Spiritual Yunus Jubair dalam Pameran Mantra-mantra Kontemplasi

Aktualisasi Pengalaman Spiritual Yunus Jubair dalam Pameran Mantra-mantra Kontemplasi

Yunus Jubair di tengah karyanya, dalam pameran tunggalnya bertajuk "Mantra-mantra Kontemplasi". Pameran itu berlangsung sejak 2 hingga 7 September 2023 di Galeri Prabangkara, Surabaya.-Ahmad Rijaluddin-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Pelukis Yunus Jubair menggelar pameran lukisan bertajuk Mantra-mantra Kontemplasi.

Pameran itu berlangsung di Galeri Prabangkara, kompleks Taman Budaya Jawa Timur. Puluhan lukisan dipajang di dua ruang, utara dan selatan.

Mantra-mantra Kontemplasi dibuka oleh KH D Zawawi Imron, penyair ternama. Dalam sambutannya, ia menyebut bahwa Yunus memaknai spiritualitas lewat lukisan.

“Saya lihat Yunus cukup konsisten dalam mengaktualisasikan pengalaman hidupnya. Khususnya soal spiritualitas,” ujar penyair berjuluk Celurit Emas itu.

Itu dapat dilihat dari berbagai karya yang dipajang. Semuanya berjudul “Kontemplasi” dan hanya dibedakan dalam penomoran.

Seperti lukisan Kontemplasi 43. Visual mawar di tengah latar berwarna soft. Lewat lukisan itu Yunus memaknai dirinya seperti mawar.

BACA JUGA: Bincang Bareng Kurator dan Penulis Mikke Susanto: Surabaya Periphery Batas Luar Karya Seni Rupa

BACA JUGA: Wantiyo ingin Lestarikan Seni Tradisi lewat Seni Rupa

“Mawar itu simbol kegairahan hidup. Mekar, indah dan memberi pesona bagi siapa saja,” ungkapnya.

Diberi tajuk Mantra-mantra Kontemplasi, karena Yunus memaknai perjalanan hidup layaknya senandung doa, lantunan mantra.

Mengalun, ada kalanya membawa suasana nglangut, tapi ada pula yang menghentak. Suasana itu dibawa dalam visual warna dan bentuk yang mengalir.

Dr Ika Ismurdyahwati, dosen seni rupa Unipa, menyebut bahwa karya Yunus merupakan hasil dari kontemplasi yang terkait dengan mantra.

“Harmoni mantra aktualisasi pengalaman hidup yang merayap dan mengudara pada semua relung kehidupan di alam semesta,” ujarnya.

Visual dan warna-warna pada lukisan Yunus mengarah pada faktor meditatif. Ia kerap menyendiri dan melakukan meditasi.

Seperti terlihat dalam lukisannya berjudul Kontemplasi 45. Gambaran figur yang sedang duduk dan termenung.

BACA JUGA: Wawali Pasuruan Apresiasi Pameran Seni Rupa dan Clothing Carnival

BACA JUGA: Pameran Seni Rupa Jula-Juli Agustusan Rock:Klamasi Hasil Senggang 15 Musisi

Di bagian atas terdapat visual matahari yang tertutup awan, namun, masih memancarkan sinar.

Seperti sebuah gambaran bahwa sinar pencerahan akan datang perlahan-lahan. Menghampiri diri manusia yang memiliki keyakinan teguh dalam spiritualitasnya.

Yunus, sebagai anak pelukis besar Amang Rahman Jubair, kerap mendapat kritik bahwa lukisannya belum mampu lepas dari bayang-bayang mendiang Amang.

Ia tak menampik hal itu.

“Lha memang saya anaknya. Saya dididik oleh bapak dalam hal seni rupa. Tapi ada beberapa hal yang membedakan,” ungkap perupa 58 tahun itu.

Bedanya, dari segi objek. Ia banyak menampilkan objek-objek yang mengalami deformasi bentuk.

Visual yang tak dapat diwujudkan sebagai figur atau bentuk yang pasti. Seperti halnya segala sesuatu yang berbau spiritual.

Pameran Mantra-mantra Kontemplasi berlangsung hingga 7 September mendatang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: