Merokok Dapat Menyebabkan Penyakit Mental? Ini Studinya

Merokok Dapat Menyebabkan Penyakit Mental? Ini Studinya

Merokok dapat menyebabkan masalah mental--PxHere

HARIAN DISWAY – Sudah menjadi rahasia umum bahwa merokok dapat merusak tubuh Anda.

Banyak penyakit yang disebabkan rokok. Ada penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker, dan masih banyak lainnya.

Namun, banyak juga yang tidak menyadari bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit mental. Bagaimana bisa?

Para peneliti dari Universitas Aarhus, Denmark, membuktikan bahwa merokok merupakan penyebab penyakit mental seperti gangguan bipolar, depresi, dan skizofrenia.

BACA JUGA:Ada Segudang Manfaat Minum Air Putih Hangat untuk Kesehatan Tubuh, Wajib Dicoba!

BACA JUGA:Biasakanlah Banyak Minum Air Putih di Musim Flu yang Kembali Merebak

Ekspresi penyakit mental menunjukkan variasi yang luar biasa. Dengan begitu, tingkat bunuh diri seumur hidup kemungkinan paling banyak 13 persen untuk skizofrenia dan 20 persen untuk gangguan bipolar.

"Angka-angka berbicara sendiri. Merokok memang menyebabkan penyakit mental. Meskipun itu bukan satu-satunya penyebab. Merokok meningkatkan risiko dirawat di rumah sakit dengan penyakit mental sebesar 250 persen,” jelas  Doug Speed, ahli genetika statistik di Pusat Genetika dan Genomik Kuantitatif Universitas Aarhus, dalam rilis berita.

"Kita masih perlu menemukan mekanisme biologis yang menyebabkan merokok mengakibatkan gangguan mental. Satu teori adalah nikotin menghambat penyerapan serotonin neurotransmitter di otak, dan kita tahu bahwa orang dengan depresi tidak menghasilkan cukup serotonin," kata Speed.

BACA JUGA:Khofifah Beri BLT ke Pekerja Rokok

BACA JUGA:Pabrik Boneka India, Kelola 1 Ton Puntung Rokok Per Hari

Serotonin berperan untuk mengatur suasana hati. Jika tingkat serotonin rendah, risiko munculnya gejala depresi tinggi.

Begitu pun sebaliknya. bila tingkat serotonin tinggi, dapat terciptanya suasana hati yang baik.

Nikotin dalam rokok mengaktifkan produksi serotonin di otak. Itulah yang membuat perokok merasa lebih rileks setelah merokok.

Namun, setelah mengonsumsi nikotin dengan masa waktu tertentu, nikotin tidak membantu memproduksi serotonin. Itulah yang menyebabkan kecemasan dan gangguan emosional.

BACA JUGA:Starbucks Kopi versus Starbucks Rokok

BACA JUGA:Asap Rokok di Gedung Dewan

Data genetik –data informasi kesehatan manusia terbesar di dunia, UK Biobank– pada lebih dari setengah juta orang dikombinasikan dengan faktor-faktor kesehatan lainnya, seperti tentang gaya hidup. Dipertimbangkan juga kapan ketika orang mulai merokok.

"Merokok biasanya datang sebelum penyakit mental. Bahkan, jauh sebelumnya," ujar Speed.

"Rata-rata, orang-orang mulai merokok pada usia 17 tahun. Sementara mereka biasanya tidak dirawat di rumah sakit dengan kondisi gangguan mental sampai setelah usia 30 tahun," tambahnya.

BACA JUGA:Mata Terkena Abu Rokok Saat Berkendara? Ini yang Harus Dilakukan

BACA JUGA:Jangan Sembarangan Merokok, Satpol PP Surabaya Bakal Keliling Pakai Sepeda, Denda Rp 250 Ribu

Speed menjelaskan, ada sejumlah varian genetik yang disebut sebagai "gen yang berhubungan dengan morok".

Orang dengan gen tersebut dan tidak merokok akan lebih kecil kemungkinan untuk menderita gangguan mental bila dibandingkan orang yang membawa gen tersebut dan merokok.

"Penjelasan lainnya, bisa jadi merokok menyebabkan peradangan di otak, yang dalam jangka panjang dapat merusak bagian otak dan menyebabkan gangguan mental. Tapi, seperti yang saya katakan, kami belum tahu pasti," ujar Speed. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: