Risiko Sopir Taksi Online, Dirampok dan Dibunuh

Risiko Sopir Taksi Online, Dirampok dan Dibunuh

Iustrasi sopir taksi online rawan dirampok dan dibunuh-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

H tidak keluar rumah. Tapi, ia ingin membantu korban. Caranya, menyalakan lampu halaman depan yang semula mati.

H: ”Begitu lampu saya nyalakan, orang yang menyeret kaget. Ia menyeret lebih cepat. Terus, menggeletakkan tubuh orang yang diseret ke pinggir jalan. Terus, ia (penyeret) masuk mobil, tancap gas, kabur.”

Setelah itu, H berani keluar rumah. Mendekati pria yang tergeletak. Berlumuran darah. Bahkan, banjir darah. 

H: ”Waktu ia saya dekati masih merintih. Lalu, ia seperti orang ngorok. Setelah itu, ia tak bergerak lagi. Saya kira-kira waktu itu, mungkin ia mati. Mungkin itu tadi tarikan napas terakhir.”

H segera lapor kepada ketua RT. Ketua RT memberi tahu sekuriti Gedung Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, tak jauh dari sana. Ketua RT dan sekuriti mendatangi lokasi bersama H.

Kemudian, warga berkerumun. Dalam sekejap, datang tim polisi. Lokasi itu cuma sekitar 400 meter dari kantor Polsek Pasar Minggu. Polisi langsung melakukan olah TKP. Di kantong celana korban masih ada dompet. Isi aneka kartu identitas. Juga, uang Rp 222 ribu.

H sempat bertanya ke polisi yang memeriksa: ”Apakah digorok, ya Pak?” Sebab, berlepotan darah sehingga tidak diketahui pusat luka.

Polisi menjawab: ”Bukan. Ini ditikam, kena dada kiri. Mungkin tembus ke jantung, karena korban langsung meninggal.”

Setelah itu, ambulans tiba, mengangkut korban menuju RS Fatmawati, terdekat dari TKP. Setelah itu, tak ada kabar apa-apa. Polisi masih memburu pelaku. Motif perampokan sempat diragukan. Sebab, dompet isi uang masih ada di saku korban. Akhirnya, pelaku ditangkap polisi Jumat, 15 September 2023.

Perampokan sopir taksi sangat sering terjadi di Jakarta. Sopir taksi, dengan penghasilan tak seberapa besar dibanding upaya mencari penumpang keliling kota, masih juga dirampok. Perampok mengincar mobil. 

Mayoritas sopir yang dirampok melawan. Mereka mempertahankan mobil. Maka, kebanyakan dibunuh pelaku.

Setiap naik taksi online, saya merasakan kewaspadaan sopir. Saya biasa membawa tas isi laptop. Dan, biasa duduk di kiri depan. Tas saya selalu jadi perhatian sopir. Maka, biasanya tas langsung saya turunkan ke lantai jok. Supaya ia tidak selalu melirik tas sehingga kurang memperhatikan jalan.

Ketika saya buka pembicaraan basa-basi, biasanya sopir kelihatan senang. Umumnya sopir kurang suka penumpang yang diam sepanjang perjalanan. Intinya, mereka kini selalu waspada.

Ternyata sopir taksi punya pedoman sebagai kewaspadaan. Pedoman itu hampir sama pada sopir-sopir yang saya ajak ngobrol. Pedoman mereka begini.

1) Menganalisis lokasi jemput dan tujuan. Paling aman adalah dari rumah ke rumah. Atau, dari rumah ke gedung bukan rumah. Misalnya, mal, toko, dan gedung kantor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: