Bidikan Sniper dari Jarak 800 Meter Tewaskan Anggota KKB
Ilustrasi sniper dari tim Operasi Damai Cartenz menembak anggota KKB hingga tewas dari jarak 800 meter.- Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Saat itu Indonesia belum punya sniper dan antiteror. Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih sniper. Tatang dan 59 anggota TNI-AD yang lain mendapat pelatihan dari Kapten Conway selama 2 tahun.
Di sana mereka dilatih menembak jitu dari jarak 300, 600, dan 900 meter.
Tidak hanya dilatih menjadi sniper, mereka juga dilatih untuk bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak, serta bagaimana menghilangka jejak.
Ternyata, dari 2 tahun masa pelatihan dan dari 60 orang peserta, hanya 17 orang yang lulus. Tatang Koswara salah satunya. Ke-17 orang tersebut mendapatkan hadiah senjata yang juga digunakan sniper legendaris dunia, Marinir AS, Carlos Hatchcock, saat perang di Vietnam.
Setelah itu, Tatang ditugaskan di Operasi Seroja sebagai sniper.
Di zaman itu prestasi Tatang membunuh 41 musuh tidak dicatat jarak tembaknya. Asal tembak jarak jauh, dor… Musuh kena dan mati. Selesai. Tidak ada yang mencatat jarak tembak.
Tapi, di Operasi Seroja, Tatang dikawal prajurit Kopassus Letnan Ginting. Awalnya, cuma Letnan Ginting yang tahu tembakan Tatang. Ginting menyaksikan Tatang menembak kepala musuh dari jarak 300 hingga 600 meter.
Kekaguman Ginting pada kemampuan menembak Tatang lalu dilaporkan kepada Kolonel Edi Sudrajat yang saat itu menjabat Dansatgassus Operasi Seroja.
Kemudian, Tatang dipanggil menghadap Kolonel Edi Sudrajat (kelak jadi panglima ABRI-Menhankam). Tatang menghadap Edi (22 April 1938–1 Desember 2006). Di pertemuan Edi-Tatang itu, Edi mengonfirmasi laporan Ginting bahwa Tatang biasa menembak musuh dari jarak 600 meter. Tatang membenarkan.
Edi ke Tatang: ”Kamu benar-benar gila.”
Akhirnya Tatang jadi pengawal Edi Sudrajat. Edi meninggal di Jakarta, 1 Desember 2006. Tatang meninggal di Jakarta, 3 Maret 2015, karena sakit jantung. Sampai kini pun sniper terbaik Indonesia masih Tatang Koswara.
Tapi, penembak anggota KKB itu menembak mati musuh dari jarak 800 meter. Mengalahkan jarak tembak Tatang. Cuma, banyak sniper di dunia yang tidak dicatat. Sebab, tugas mereka harus dirahasiakan.
Salah satu doktrin sniper menurut pelatih Tatang, Kapten Conway, setiap sniper yang bertugas ke medan perang wajib membawa minimal 50 peluru. ”Empat puluh sembilan untuk musuh. Satu untuk diri sendiri,” ungkapnya.
Maksudnya, jika sniper tertangkap musuh di medan perang, sebaiknya ia menembak diri sendiri daripada jadi tawanan perang. Sebab, sniper paling dibenci musuh dalam perang. Sniper yang jadi tawanan perang bisa sangat menyakitkan.
Sebab itu, sniper penembak KKB Papua tak disebutkan identitasnya. Perang melawan KKB masih berlangsung di sana. Sniper dan seluruh anggota tim gabungan mengemban tugas mulia dari negara. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: