Bidikan Sniper dari Jarak 800 Meter Tewaskan Anggota KKB

Bidikan Sniper dari  Jarak 800 Meter Tewaskan Anggota KKB

Ilustrasi sniper dari tim Operasi Damai Cartenz menembak anggota KKB hingga tewas dari jarak 800 meter.- Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Lagi! Penembakan Warga Sipil di Yahukimo Papua, Dua Pemuda Tewas

BACA JUGA:Silang Info, Papua Rusuh atau Aman?

Dilanjut: ”Jasad dan senjatanya berhasil dibawa lari, masuk ke hutan saat satgas melakukan pengejaran dan penyisiran.”

Anggota KKB yang tewas ditembak bernama Ricky Sasaka. Tapi, tidak disebutkan nama sniper penembak anggota KKB. Hanya disebutkan dari Polri.

Sniper menembak mati musuh dari jarak 800 meter, prestasi luar biasa. Capaian itu mengalahkan sniper legendaris Indonesia dari TNI-AD, Pembantu Letnan Satu (purn) Tatang Koswara (12 Desember 1946–3 Maret 2015).

Selama puluhan tahun nama Tatang Koswara berkibar sebagai sniper legendaris Indonesia. Rekornya membunuh 41 musuh saat Operasi Seroja di Timor Timur, dimulai 7 Desember 1975.

BACA JUGA:Pemekaran Papua Bukan Solusi

BACA JUGA:Harga Kanguru Papua Rp 5 Juta

Peter Brookesmith dalam bukunya yang berjudul Sniper Training, Techniques and Weapons (2000), Tatang Koswara masuk daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour atau penembak runduk terbaik sedunia.

Disebutkan, Tatang mencetak rekor 41 (membunuh musuh) di bawah Philip G. Morgan dengan rekor 53 dan Tom Ferran dari USMC (The United States Marine Corps) dengan rekor 41.

Tatang kelahiran 12 Desember 1946 di Cibaduyut, Bandung. Sebelum bertempur di Timor Timur, ia berlatih sniper dan kursus antiteror yang diselenggarakan personel Green Berets di Batujajar, Bandung. 

Ia masuk militer melalui jalur tamtama di Banten 1966. Pada 1977–1978, Tatang ditugaskan beroperasi di Timor Timur. Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama dengan menggunakan ijazah sekolah rakyat (sekolah dasar). 

Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai dengan ijazah yang dimilikinya. 

Sebagai bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif). Di Batujajar, Bandung, Tatang mengikuti berbagai pelatihan. Mulai kualifikasi raider hingga sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias Siluman 3.

Tahun 1974–1975, Tatang dengan tujuh rekannya terpilih masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin Kapten Conway dari Amerika Serikat. Conway sniper andal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: