Perburuan Prabowo Mencari Suara Nahdliyin
Nyai Sinta Nuriyah dan Yenny Wahid berkunjung ke kediaman orang tua Prabowo Subianto--@prabowo
HARIAN DISWAY- Bergabungnya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) ke dalam barisan Anis Baswedan menambah babak baru perburuan wakil presiden dari kalangan NU. Tampak setiap koalisi memiliki strategi untuk menggandeng nama NU.
Secara resmi Yahya Cholil Staquf Ketua PBNU menyatakan bahwa NU bersikap netral dalam Pilpres. Namun, menjelang kontestasi tahun politik beberapa golongan berusaha untuk membranding dirinya dekat dengan NU.
Hal ini tak lepas dari pengaruh Nahdliyin yang begitu besar. “Setiap Pilpres itu tiba, tokoh NU sangat diperhitungkan betul,' ujar Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator. NU disebut representasi dari pemilih muslim-nasionalis.
BACA JUGA: Elektabilitas Prabowo di Sumatera Barat dan Jawa Barat Turun, Ini Diduga Penyebabnya
Prabowo terlihat mengantongi beberapa dari kalangan Nahdliyin seperti Yenny Wahid, Yusril Ihza, Mahfudz MD, dan Khofifah Indar Parawansa. Prabowo memang telah lama dekat dengan beberapa tokoh NU. Hal ini tak lepas dari peran KH Aqil Shiradj yang menjadi jembatan diantara keduanya.
Yenny Wahid juga terang-terangan mendukung Prabowo untuk menjadi pengganti Jokowi pada 2024. Putri Gus Dur tersebut beranggapan bahwa Prabowo merupakan sosok yang ideal dan paham tentang kondisi geopolitik saat ini.
Nama Prabowo memimpin elektabilitas yang dekat dengan NU. Dari sisi hitoris kedekatan Prabowo dan keluarga Gus Dur terbilang cukup lama.
Bahkan beredar cerita bahwa Prabowo sempat memijat Gus Dur sewaktu bertugas di angkatan beersenjata. Menjadikan satu satunya jenderal yang pernah memasuki kamar Presiden ke-4 tersebut.
Alih-alih mendukung Cak Imin yang lahir dari keluarga Nahdliyin, Yenny Wahid lebih mengunggulkan Prabowo. Kembali ke masa lalu Gus Dur dengan Cak Imin memang pernah terlibat konflik internal dalam PKB. Hingga sampai saat ini keluarga Gus Dur masih berseteru dengannya.
BACA JUGA: Inilah 3 Nama Potensial yang Akan Mendampingi Prabowo Menuju 2024
Pondok pesantren menjadi basis yang kental dalam perolehan suara di lingkungan NU. Kedekatan calon presiden dengan Kyai-Kyai menjadi elemen penting untuk menggerakkan massa. NU sangat menghormati keputusan dari pemuka agama.
Namun, di sisi lain, NU sendiri memiliki berbagai pandangan yang berbeda di dalamnya. Faktor tersebut menjadi risiko dalam perburuan suara warga Nahdliyin. Proyeksi terburuk dapat menimbulkan perpecahan akibat perbedaan pandangan politik.(Kamal Fasya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: