Bersih-Bersih Pantai dan Penanaman 2.500 Mangrove di Pantai Romokalisari Sambut Hari Santri Nasional 2023
Para santri menanam ribuan bibit mangrove di Pantai Romokalisari, Jumat, 20 Oktober 2023. Mereka terlihat kompak dengan memakai baju hitam dan memulai membersihkan kawasan Pantai Romokalisari. -Boy Slamet/HARIAN DISWAY-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam rangka Hari Santri Nasional yang akan dirayakan pada 22 Oktober, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan bersih-bersih pantai dan penanaman mangrove pada Jumat, 20 Oktober 2023, pagi.
Dalam salah satu rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional 2023 mulail 20 hingga 22 Oktober 2023 yang berpusat di Surabaya itu, sekitar 2.500 mangrove ditanam di Pantai Romokalisari Surabaya.
Tapi tidak semua penanaman dilakukan pada hari itu. Safira Rosa Machrusah, Wakil Sekjen PBNU, mengatakan bahwa 2000 bibit mangrove sudah ditanam sebelum acara.
"Mengingat ada keterkaitan dengan pasang surutnya pantai, maka sudah ditanam duluan. Jadi puncaknya hari ini sebagai penanda bahwa 2500 mangrove selesai ditanam,” ujarnya.
BACA JUGA: Puncak Hari Santri Dimulai dengan Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Pantai Romokalisari Surabaya
Kegiatan ini diikuti oleh 150 santri dari beberapa pesantren dari Surabaya dan Gresik. Ada keterlibatan Banser, PCNU Gresik, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, DKPP Surabaya, serta masyarakat dan nelayan setempat.
Rosa menyampaikan bahwa total ada seribu bibit mangrove yang ditanam di beberapa daerah. “Selain di Pantai Romokalisari, 2.500 bibit di Pantai Permata, Probolinggo. Sisanya di Tegal, Jawa Tengah yang menjadi puncaknya pada 29 Oktober,” ungkapnya.
Kegiatan bersih-bersih dan penanaman mangrove yang diikuti oleh 150 santri dari beberapa pesantren dari Surabaya dan Gresik. -Boy Slamet/HARIAN DISWAY-
BACA JUGA: Hari Santri Nasional: Persiapan 1 Miliar Salawat Nariyah di Kota Pasuruan
Penanaman mangrove ini bertujuan tidak lain karena ingin menjaga ekosistem laut menjadi lebih baik. Rosa menjelaskan bahwa PBNU telah melakukan kepedulian terhadap lingkungan sejak lama.
Tapi mereka ingin melihat keterlibatan manusia yang bisa meng-handle kerusakan alam itu. ”Terutama santri untuk memutus kerusakan lingkungan. Yang kita lihat yang paling mudah yaitu kepedulian terhadap lingkungan laut,” ungkap Rosa.
Selain itu, Rosa juga melihat adanya potensi dalam segi perekonomian yang didapat dari penanaman mangrove. “Kalau semakin banyak udang di situ kan semakin potensi. Mangrove juga bisa dibuat kayu bakar dan macam-macam manfaatnya,” ungkapnya.
Dengan kegiatan ini, Rosa ingin menunjukkan keterlibatan santri terjun langsung ke masalah sosial. “Mari kita bersama sama memajukan negeri ini menuju Indonesia Emas 2045 bersama seluruh elemen termasuk santri,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa santri tidak eksklusif. Selain berbicara mengenai kaidah kaidah agama, santri juga berkaitan dengan permasalahan sosial yang sedang dihadapi generasi mana saja dan bisa diajak bekerja sama. (Rizquna Qurrota)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: