Prost!, Semua Bersulang dalam Oktoberfest Khas Jerman

Prost!, Semua Bersulang dalam Oktoberfest Khas Jerman

Prost!, semua bersulang dalam Oktoberfest khas Jerman. Mike Neuber (tengah, bertopi) bersama para staf dan pengunjung Oktoberfest.-Muchamad Ma'ruf Zaky-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Wisma Jerman pada 28 Oktober 2023 menggelar Oktoberfest di Janaloka Ballroom, Whiz Luxe Hotel Surabaya.

Oktoberfest merupakan pesta rakyat tradisi Jerman yang dirayakan pertama kali pada 1810. Dalam acara itu para warga Jerman yang tinggal di Indonesia dan perwakilan konsulat berbagai negara hadir.

Bagi orang Jerman asli, Oktoberfest adalah momen sukacita. Berkumpul bersama sembari menikmati kuliner dan mendengarkan musik.

BACA JUGA:Open House Wisma Jerman, Promosikan Budaya Hemat Energi

Seperti Mike Neuber, direktur Wisma Jerman. Malam itu ia tampak semringah. Mengenakan kemeja dengan selempang kecil seperti suspender.

Namun, bagian tengahnya menjulur vertikal. Tiap sisinya berisi ornamen-ornamen ala Jerman.

"Ini pakaian tradisi Oktoberfest. Dalam perayaan itu pasti pakai busana seperti ini. Hanya bagian bawahannya seharusnya celana pendek," ujarnya, sembari menyentuh celana panjang yang dikenakannya.


Prost!, semua bersulang dalam Oktoberfest khas Jerman. Suspender busana tradisi Oktoberfest khas Jerman (tengah).-Muchamad Ma'ruf Zaky-

"Kami punya celana pendek yang khas. Ada motif-motifnya dan selalu dipakai saat Oktoberfest," ungkapnya.

Lalu ia menunjuk pada seorang pemain akordion dari band Happy Hour yang tampil dalam acara itu. Celana pendeknya berwarna hitam dengan beberapa motif sederhana.

"Itu, seperti celana itu. Jadi ada pengait atau suspender yang tersambung dari pakaian ke celana pendek," terangnya. Busana itu disebut "lederhosen". Untuk laki-laki. Sedangkan yang dikenakan oleh perempuan dinamakan "dirndl".

BACA JUGA:Film Pesantren Diputar di Wisma Jerman, Luruskan Kesalahpahaman Tentang Islam dan Dunia Pesantren

Happy Hour merupakan band pengisi acara yang semua personelnya warga Jerman. Mereka membawakan lagu-lagu khas negara tersebut.

Yang paling ditunggu tentu lagu berjudul Ein Prosit. Dimainkan berulang-ulang hingga bagian akhirnya adalah hitungan: Eins, zwei, drei, prost (Satu, dua, tiga, bersulang)!.

Ketika itu semua peserta acara mengangkat mug masing-masing. Kemudian bersama-sama menghabiskan minuman khas Jerman dalam mug tersebut.

Mike menjabarkan bahwa Oktoberfest merupakan tradisi tahunan yang pertama kali muncul di Kota Munchen, Bayern, Jerman. Pelaksanaannya setiap akhir September hingga awal Oktober.

Oktoberfest pun dianggap sebagai perayaan terbesar di dunia. Sebab, setiap tahun selalu dikunjungi oleh 6 juta wisatawan. Baik domestik maupun manca negara.

Dalam sejarahnya, Oktoberfest dimulai saat pernikahan Putra Mahkota Bavaria, yang kemudian menjadi Raja Louis I dan Putri Therese Saxony-Hildburghausen.


Prost!, semua bersulang dalam Oktoberfest khas Jerman. Vokalis Happy Hour, band asal Jerman, menghibur pengunjung Oktoberfest di Whiz Luxe Hotel Surabaya.-Muchamad Ma'ruf Zaky-

Awalnya, festival berlangsung selama lima hari dengan acara penutup. Yaitu pacuan kuda di area terbuka yang disebut  dengan Theresienweise.

Setelah mendapat sambutan baik oleh masyarakat, festival tersebut diselenggarakan kembali hingga berkembang sampai saat ini.

Sedangkan Oktoberfest yang digelar Wisma Jerman adalah yang pertama kali setelah tiga tahun vakum.

Dalam gelaran tersebut terdapat aneka kudapan dan makanan khas Jerman.

BACA JUGA:Mike Neuber Luruskan Sejarah Wisma Jerman Surabaya: Bukan Kantor Kedutaan atau Penginapan

Seperti schupfnudel atau mi telur. Bentuknya seperti spageti, namun lebih lebar dan tak terlalu kenyal.

Ada pula hidangan seperti pork knuckles, leberkäse, spätzle, pork sausages, pretzels dan sebagainya. Pun terdapat free flow minuman khas Oktoberfest dari Kaltenberg dan König Ludwig,

Dalam acara tersebut terdapat door prize, permainan dan kompetisi seru dengan berbagai hadiah menarik dari sponsor.

Gelaran Oktoberfest tersebut merupakan kerja sama antara Wisma Jerman dengan Kamar Dagang Industri Jerman-Indonesia (EKONID).

Bagi Firman Satriyo, PR Wisma Jerman, acara itu bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan tradisi Jerman ke tengah-tengah publik Surabaya.

"Wisma Jerman mewakili kepentingan Jerman di wilayah Jawa Timur dengan tiga pilar: ekonomi, pendidikan sekaligus bahasa serta kebudayaan," ujarnya.

Diharap keberadaan Wisma Jerman dapat mempererat persahabatan kedua negara. Terutama masyarakat Kota Pahlawan.

Gelaran Oktoberfest malam itu dihadiri kurang lebih 250 orang. Selain Happy Hour, tampil pula pertunjukan musik DJ yang dimainkan oleh DJ Chris. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: