68 Guru Indonesia Perdalam Pembelajaran STEM di National Institute Education Singapura
Suasana pelatihan TF STEM yang mempelajari dan menambah pengetahuan mengenai pengintegrasian teknologi dalam pengajaran STEM, workshop coding, dan data komputasi. -Igak-
HARIAN DISWAY - Pelatihan kepemimpinan Temasek Foundation (TF) Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) Leadership Programmer yang diikuti 68 guru dari berbagai sekolah di Indonesia -mulai dari Sumatera Utara hingga Sulawesi Tengah- berakhir, pada 29 Oktober 2023.
Telah seminggu lamanya mereka mempelajari dan menambah pengetahuan mengenai pengintegrasian teknologi dalam pengajaran STEM, workshop coding, dan data komputasi. Sekaligus membangun jejaring dengan guru serta pengajar STEM di sekolah-sekolah di Singapura.
Dijelaskan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa bahwa pelatihan berlangsung di kampus National Institute Education (NIE) Singapura. Yakni pusat pelatihan para guru sekolah di Singapura yang terafiliasi dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tehnologi Republik Indonesia khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan Temasek Foundation dan NTU,” katanya.
Pelatihan TF STEM ini digelar oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tehnologi Republik Indonesia khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan Temasek Foundation dan NTU. -Igak-
“Program ini juga bagian dari kerja sama tiga tahun yang melibatkan tiga pihak dan bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas kepemimpinan bagi pengajar STEM serta membentuk komunitas pembelajaran STEM dalam lingkungan sekolah di Indonesia,” lanjutnya.
Pada 2023, program ini memasuki fase keempat yang memfokuskan pelatihan pada pembelajaran dari pakar STEM di Singapura. fase sebelumnya dilaksanakan online karena pandemi. fase ketiga tahun lalu dilaksanakan secara hybrid. “Baru pada fase keempat inilah peserta mendapat kesempatan berlatih di Singapura,” ujar staf pengajar Universitas Airlangga ini.
Yaya Sutarya selaku Widyaprada Ahli Madya pada Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan yang mendampingi delegasi peserta menegaskan bahwa pelatihan ini sangatlah penting.
Sebab dalam pemetaan dan evaluasi kementerian, masih banyak wilayah di Indonesia menghadapi kesulitan dalam memberikan akses pendidikan STEM berkualitas kepada semua siswa.
Terutama di daerah perdesaan yang fasilitas dan sumber daya untuk pendidikan STEM sering kali terbatas. ”Masih ditambah dengan kurangnya tenaga guru berkualitas dalam pengajaran STEM. Tentu selain perlunya perluasan kurikulum STEM yang relevan dan menarik, perlu pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran,” papar Yaya.
Wakil Direktur meriSTEM@NIE Dr Teo Tang Wee yang menjadi koordinator pelatihan menegaskan bahwa komitmen Singapura dengan dibantu Temasek Foundation dalam membantu pengembangan kapabilitas guru-guru pengajar STEM di Indonesia sangatlah besar.
”Kami sangat gembira dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memberikan pelatihan. Karena kami dapat berbagi apa yang menjadi pengalaman berharga pendidikan di Singapura. Selain dengan Indonesia, NIE juga membantu India dalam pelatihan yang sama,” jelas Dr Teo.
BACA JUGA: Datangkan Pengajar dari Universitas Negeri Malang, KBRI Singapura Latih Warga Singapura Main Gamelan
Secara umum, Singapura menjadi tolok ukur kualitas pembelajaran STEM. Tidak hanya di Asia Tenggara tapi dunia. Nilai Singapura dalam pengukuran Program for International Student Assesment (PISA) pun tertinggi di dunia. “Karena itu sangat wajar jika Indonesia belajar dan berlatih dari Singapura. Nanti dapat dikembangkan di daerah masing-masing,” ujar Satrya.
Pelatihan TF STEM berlangsung di kampus National Institute Education Singapura. Yakni pusat pelatihan para guru sekolah di Singapura yang terafiliasi dengan Nanyang Technological University Singapura. -Igak-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: