Tingkatkan Kapasitas Perempuan Penjaga Hutan, GFP Gelar Coaching Clinic dengan 7 Tema

Tingkatkan Kapasitas Perempuan Penjaga Hutan, GFP Gelar Coaching Clinic dengan 7 Tema

Abdul Hamid dari Google Gapura Digital meyampaikan materi mengenai kampanye kreatif di ruangan Premier 2 Premier Hotel Santika Gubeng, Surabaya pada Rabu, 08 November 2023-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Hari kedua Konferensi dan Kongres Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan pada Rabu, 08 November 2023 di Premier Hotel Santika Gubeng, Surabaya. Berlangsung dengan pembekalan materi yang lebih berfokus pada bidang peminatan yang dipilih oleh peserta.

Gender Focal Point (GFP) menggandeng narasumber untuk Coaching Clinic dari berbagai pihak, seperti The Asia Foundation (TAF), Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Surabaya, Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), LivE Bengkulu, Google Gapura Digital, Citiasia, dan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Peserta dibagi menjadi dua kategori berdasarkan usia. Tema yang dipilih juga ikut menyesuaikan. Kategori Youth Champion (peserta di bawah 30 tahun) mengambil pembahasan yang lebih mengarah pada pengelolaan hutan dengan mengikuti perkembangan zaman. 

BACA JUGA: Konferensi dan Kongres Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan Se-Indonesia, Diskusikan Apa?

Sedangkan Woman Champion (peserta di atas 30 tahun), pemilihan temanya berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi di lapangan saat melakukan pengelolaan hutan. 

Pembekalan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama berlangsung mulai dari pukul 09.00 – 11.00 WIB yang terbagi dalam 7 ruangan. Sejumlah 4 ruangan digunakan untuk kategori woman, dan 3 ruangan untuk youth. Tiap ruangan memiliki tema yang berbeda.

Untuk kategori Woman Champion, tema 1 adalah Training Penyusunan Business Plan untuk KUPS yang berlangsung di ruangan Diponegoro 1. 

Mereka diajak mempraktikkan secara langsung untuk menyusun perencanaan bisnis. “Ketika berbisnis, jangan memikirkan tentang untungnya saja, tapi pikirkan perencanaan agar bisnis kalian bisa lebih berkembang nantinya itu seperti apa,” tegas Coach Widya Wicaksana asal Jakarta dalam penyampaian materi.

Tema 2 adalah Perempuan Penjaga Hutan Menulis di ruangan Diponegoro 2. Dedek Hendri dari LivE Bengkulu menyampaikan unsur dasar dalam menulis. Apa, di mana, siapa, mengapa, dan bagaimana ia singkat menjadi ADIKSIMBA agar mudah dihafal oleh peserta.


Coach Rubama dari HAkA Aceh saat menyampaikan pengalaman saat menjadi ranger penjaga hutan pada Coaching Clinic Women Champion di ruangan Brawijaya Premier Hotel Santika Gubeng, Surabaya-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-

Menyusun Rencana Kerja Tahunan Perhutanan Sosial menjadi tema ke-3 yang dibina oleh Nurhasanah dari PUPUK Surabaya. Dia memberikan kertas karton berukuran a3 beserta spidolnya. Untuk apa?

Para peserta diarahkan untuk praktik secara langsung dalam menyusun rencana pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan penguatan tata kelola kelembagaan. Setelah mendapatkan material, peserta memilih untuk duduk di bawah agar mendapat tempat yang lebih luas.

Tema ke-4 yakni Partisipasi Perempuan Menjadi Ranger Penjaga Hutan. Diarahkan langsung oleh Rubama dari HAkA Aceh. Kali ini suasananya lebih dekat. Para peserta menceritakan pengalaman yang mereka alami selama menjadi ranger dalam ruangan Brawijaya.

Ada yang berkeluh kesah bahwa kelompoknya mayoritas beranggotakan perempuan. Mereka kekurangan tenaga laki-laki saat terjun lapangan. Padahal, saat 2 kali dalam satu bulan harus berdebat dengan tetangga desa yang mengambil tanaman damar di wilayah mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: