Kepahlawanan Universitas Airlangga

HARI INI, 10 November 2023 bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hari bersejarah yang mengacu ke pertempuran sengit di Surabaya 78 tahun lalu. 

Pertempuran antara rakyat Surabaya melawan pasukan Inggris adalah pertempuran total dan habis-habisan sehingga ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. 

Pada tanggal yang sama Universitas Airlangga memperingati hari kelahirannya. Universitas negeri pertama di Jawa Timur diresmikan Presiden Sukarno pada 10 November 1954. Pada hari ini genaplah berusia 69 tahun.

Sama dengan kepahlawanan rakyat Surabaya ketika bertempur melawan pasukan Inggris, Universitas Airlangga telah menjadi pahlawan bangsa dalam bidang pendidikan.

Selama 69 tahun Universitas Airlangga telah berhasil mendidik ribuan anak bangsa untuk keluar dari kegelapan untuk bisa mengakses cahaya terang.

BACA JUGA: Peringatan Dies Natalis Ke-69 Universitas Airlangga: Lewat Game Building, Bangun Solidaritas

Muhammad Yamin, menteri pendidikan pengajaran dan kebudayaan, dalam pidato yang dibacakan saat peresmian Universitas Airlanga, 10 Nopember 1954, menyampaikan bahwa dengan berakhirnya penjajahan maka orang-orang yang buta huruf harus bisa mendapatkan pelayanan yang luas dan teratur dalam lapangan pendidikan. 

Lebih lanjut Yamin mengemukakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia pascaproklamasi kemerdekaan adalah melaksanakan pembangunan dalam berbagai bidang.

Untuk itulah dibutuhkan tenaga ahli berpendidikan tinggi dalam jumlah yang besar. Kesulitan untuk mendapatkan tenaga ahli tersebut memaksa pemerintah Indonesia melancarkan politik pengajaran yang demokratis dan bersikap progresif.

Universitas Airlangga didirikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan tenaga ahli untuk menjalankan pembangunan.
Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Tower atau Gedung Syariah Tower yang punya 18 lantai yang dimiliki Universitas Airlangga ini menjadi gedung serbaguna penanda Kota Surabaya. -UNAIR-

Yamin menyampaikan bahwa Universitas Airlangga adalah jalan baru yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memulai perjuangan mengisi kemerdekaan dengan penuh keberanian.

Pendidikan dan pengajaran adalah jalan pintas untuk melepaskan diri dari kebiasaan dan pendirian lama. 

Tidak berlebihan apa yang menjadi harapan Yamin pada saat itu. Karena bangsa Indonesia yang baru saja keluar dari penjajahan ratusan tahun lamanya memang sangat terseok-seok dan menghadapai problem sumber daya manusia yang luar biasa.

BACA JUGA: Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik

Sumber: