Buku Perempuan Penjaga Hutan Dirilis Bareng Hari Pahlawan Nasional

Buku Perempuan Penjaga Hutan Dirilis Bareng Hari Pahlawan Nasional

Para pembicara dan narasumber yang sedang berbincang dalam perilisan buku PerempuaN Penjaga Hutan pada Jumat, 10 November 2023-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-

“kita ingin menunjukkan ke publik luas, bahwa Indonesia tidak hanya perhatian terhadap hutannya, melainkan melibatkan masyarakatnya secara langsung dalam pelestarian hutan,” terang pria berkacamata berambut gondrong itu.


Peserta yang antusias bertanya dalam talkshow perilisan buku Perempuan Penjaga Hutan-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-

Dalam Premier Ballroom Hotel Santika Gubeng Surabaya seluruh peserta terlihat antusias mendengarkan bincang yang berjalan cukup panjang tersebut. 

Heti yang memandu jalannya acara, secara bergantian mengulik pengalaman satu per satu dari Rita Wati asal Bengkulu, Velin asal Sulawesi Tengah, dan Masdalina asal Aceh.

Mulai dari Masdalina yang menceritakan bahwa ia adalah seorang ustazah di Aceh. Ia mendapatkan banyak argumen tentang profesinya sebagai seorang ranger penjaga hutan.

“Ini ustazah kok di hutan pula, ga nyambung, jauh sekali, itu mereka yang berpendapat adalah kaum awam yang masih menganggap bahwa hutan itu tidak untuk wanita,” ceritanya.

Dilanjut dengan cerita Velin yang memiliki keterbasan fisik tetapi bisa mendobrak dan memotivasi ibu-ibu dan kaum muda di daerahnya. Serta Rita Wati yang berjuang agar bisa mengelolah hutan konservasi yang dijaga oleh polisi hutan.

Dari cerita di atas, semakin menunjukkan posisi perempuan di mata dunia. Perlahan menepiskan stereotip tentang wanita yang lemah di mata masyarakat.

BACA JUGA:Sidang Pleno Kongres Perempuan Penjaga Hutan Indonesia Hasilkan Presidium Daerah Provinsi, Ini Daftar Namanya!

Bincang berjalan selama 2 jam dengan pertanyaan dan cerita pengalaman dari peserta yang ingin berbagi.

“Marilah kita menulis sejarah perjuangan kita untuk membuat suatu buku yang didalamnya ada pengalaman pengetahuan. Karena perempuan itu mempunyai hak untuk menulis dan bisa menulis,” harap Ketua Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama, Desa Pal Delapan, Bengkulu Rita Wati. (Wafiqul Azizah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: