Waspada dan STOP Spasme Infantil pada Bayi

Waspada dan STOP Spasme Infantil pada Bayi

Pengenalan gejala dan inisiasi terapi membantu mencegah kemungkinan perburukan perkembangan. Jika menemukan gejala-gejala yang disebutkan, orang tua sebaiknya jangan ragu untuk segera membawa bayi ke dokter ya. -Pexels-

Hal ini dapat terjadi karena adanya komplikasi sebelum kelahiran atau selama dalam kandungan. Antara lain malformasi korteks otak, hipoksik-iskemi-ensefalopati dan kelainan genetik seperti trisomi 21, tuberus sclerosis, dan lain-lain. 

Atau setelah kelahiran antara lain trauma dan infeksi. Pada jenis ini, keluaran tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh penyebab dasarnya. Sepuluh sampai empat puluh persen bayi lainnya termasuk dalam jenis spasme infantil kriptogenik dan pada jenis ini pada bayi tidak dijumpai gangguan tumbuh kembang. 

Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi antara lain dapat terjadi progresivitas menjadi epilepsi, autisme, gangguan intelektual dan bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk memberikan terapi secara cepat. Hal yang dapat dilakukan orang tua jika curiga anak mengalami episode spasme infantil dapat melakukan langkah-langkah sesuai akronim STOP. 

S atau See The Signs berarti kenali gejalanya. Apakah bayi terlihat beberapa kali melakukan gerakan berulang yang tidak terkontrol, seperti mengangguk-anggukkan kepala, kaku pada tubuh dan anggota gerak.

T atau Take A Video berarti rekam kondisi anak saat itu juga. Lakukan hal ini dengan segera dan cepat berkonsultasi dengan dokter agar dapat melakukan penilaian apakah kondisi ini termasuk spasme infantil ataukah bukan.

O atau Obtain Diagnosis berarti tegakkan diagnosis. Penegakan diagnosis dengan melakukan rekaman gelombang otak yang dilakukan oleh dokter spesialis saraf. P atau Prioritize Treatment berarti prioritaskan terapi dengan tujuan untuk meminimalisir gangguan tumbuh kembang.

Elektroensefalografi atau EEG  terutama untuk melihat bagian otak yang menjadi asal fokus, penyebaran serta jenis bangkitan kejang. Pada spasme infantile yang berkembang menjadi epilepsy umum, dapat ditemukan gambaran abnormal dari gelombang otak berupa hypsarrhythmia. Lebih baik lagi jika dapat dilakukan EEG disertai rekaman video. 

Selain pengambilan rekaman gelombang otak, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain dengan pencitraan otak berupa CT Scan, MRI atau PET kepala.

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk melihat struktur otak dalam rangka mencari penyebab patologis spasme dan melihat fungsi otak dalam rangka mencari gangguan fungsi otak karena spasme.

Malformasi pada otak yang dapt menyebabkan spasme infantile adalah dysplasia kortikal, lissencephaly, holoproencephaly, sindrom aicardi, rteriovenous malformation.

Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorik, antara lain tes darah lengkap dengan hitung jenis, gula darah, elektrolit, pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi liver, kadar vitamin B6, tes urin dan cairan serebrospinalis. Pemeriksaan ini untuk mencari adanya infeksi otak  berupa meningitis, perinatal stroke, kelainan genetik dan metabolime.

BACA JUGA: Pneumonia Tergolong Penyakit Rendah, Gejalanya Ringan, Tingkat Fatalitasnya Lebih Kecil Ketimbang Covid-19

Terapi utama untuk spasme infantil adalah terapi hormonal berupa Adrenocortocotropic Hormone atau ACTH, kortikosteroid oral seperti prednisolone dan obat golongan antiepilepsi seperti vigabatrin atau jenis lain.

Terapi lain dapat berupa diet ketogenic dan operasi jika ditemukan fokus epileptogenik.Terapi kombinasi awal sering menggunakan kombinasi terapi hormonal dan vigabatrin. Terapi harus segera diberikan kurang dari tiga hari setelah penegakan diagnosis. 

Pada spasme infantil kadang kejang sulit terkontrol dan dapat menimbulkan disabilitas intelektual yang berat. Jika diagnosa dan terapi tepat dan efektif, prognosa bisa lebih baik. Pengenalan gejala dan inisiasi terapi membantu mencegah kemungkinan perburukan perkembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: