Sumur dan Matahari (3): Panggilan Kejaksaan Berasa Dihempas Badai
Ezrina Azis bersama jajaran pengurus Dana Pensiun (dapen) Pupuk Kaltim (PKT).-Dokumen Pribadi-
Saya sekarang bisa memahami mengapa Nabi Yusuf berdoa dan mengatakan penjara jauh lebih baik. Bukan hanya karena takut godaan wanita, akan tetapi mungkin juga karena gunjingan fitnah yang menyesakkan dadanya. Saya tidak sanggup berdoa seperti Nabi Yusuf. Bagi saya, penjara masih hal yang mengerikan.
Apa yang terjadi atas diri saya dan pengurus lama sudah menjadi paket lengkap. Ada penurunan asset karena investasi kami, ada hujatan massif dari karyawan, ada dugaan kerugian negara yang dihitung oleh BPKP, ada pelanggaran prosedur yang diungkap OJK, ada media massa yang menyiarkannya.
Saya merasa Kejaksaan Agung menjadi conductor hingga menjadi sesuatu yang menarik perhatian. Sementara saya seperti mangsa yang tak bisa menghindar. No way out..!
Kondisi itu memberi dampak psikologis yang dahsyat. Untungnya, istri saya adalah sarjana Psikologi yang paham risiko depresi dan mengingatkan saya untuk selalu aware serta tidak kehilangan kesadaran diri. Kondisi itu menyadarkan saya betapa rapuhnya manusia. Sekaligus mengakui jalan agama adalah jalan yang paling canggih untuk mengatasi masalah batin manusia.
Agama mengajarkan kalau kita berdosa kepada Tuhan maka yang sebaiknya dilakukan adalah bertaubat. Insyaallah Tuhan mengampuninya. Apabila kita bersalah kepada manusia maka sebaiknya kita meminta maaf kepadanya. Juga, kalau kita melanggar hukum, sebaiknya kita jalani hukuman itu agar di akhirat kita tidak punya utang lagi.
Tapi bagaimana kalau kita tidak bersalah akan tetapi oleh suatu proses di luar kekuasaan kita? Kita dihukum oleh hukum manusia? Itu berarti kita dizalimi dan apabila kita mampu bersabar maka Allah akan menghapus dosa-dosa kita dan membuka pintu surganya. Karena pengadilan yang sebenarnya adalah pada kehidupan di akhirat kelak.
Saya ingat kisah Mahatma Gandhi yang ditembak mati oleh seorang penganut Hindu fanatik. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, seseorang mendengar ia berdoa agar Tuhan mengampuni penembaknya. Itu karena ia tidak tahu apa yang telah diperbuatnya.
Dalam kisah Nabi juga diceritakan seorang pemuda yang disebut Nabi sebagai ahli surga. Seorang sahabat mencari tahu apa rahasianya sehingga Nabi menyebutnya sebagai ahli surga sampai tiga kali. Ternyata setiap malam, dia berdoa agar Allah mengampuni orang yang telah menyakiti hatinya pada hari itu.
Saya seperti mendapat pelajaran bahwa virus hati yang paling akut menyerang batin adalah rasa dendam dan sakit hati.
Kesadaran spiritual saya belum sehebat itu. Tapi paling tidak itulah yang menjadi referensi dan kiblat saya. Seperti harga saham, keyakinan iman itu naik dan turun. Ketika berada di atas kita merasa damai dan seolah tidak merasakan masalah. Begitu sebaliknya.
Sejak menjabat sebagai Dirut Dana Pensiun PKT (Mei 2013), saya berupaya menerapkan manajemen yang bersih, transparan, dan hemat. Saya meyakini tidak ada sepeserpun dana pihak ketiga yang masuk ke kantong pribadi. Jangankan itu, bunga deposito yang jelas-jelas merupakan hak pun, istri saya tidak mau menggunakannya dengan alasan tidak syar’i. kami memilih mensedekahkannya.
Oleh karena itu saya merasa gelar koruptor tentu jauh dari diri saya.
Namun saya harus mengucapkan Innalilahi wa innailaihi rojiun ketika peristiwa yang tak pernah terbayangkan terjadi. Panggilan Kejaksaan Agung dengan tuduhan korupsi lalu ditetapkan sebagai tersangka dan akhirnya masuk rumah tahanan Kejagung.
Saat itu, saya merasa ada titik nadir. Saya baru tahu bahwa Kejaksaan Agung bisa menetapkan seseorang sebagai tersangka korupsi hanya karena kesalahan administratif atau menggunakan pasal kelalaian apabila diyakini ada kerugian negara.
Koruptor adalah istilah yang menyeramkan untuk disandang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: