Energy of Future, Cara Seniman Persepsikan Masa Depan

Energy of Future, Cara Seniman Persepsikan Masa Depan

Energy of Future, cara seniman persepsikan masa depan. Perupa Hence Virgorina menunjuk dua karyanya berjudul A Strong Family Unit dan Menatap Masa Depan, dalam pameran Energy of Future.-Guruh DN-

"Kekhasan ornamentik di tiap daerah. Itu yang harus ditonjolkan di dunia luar. Budaya kita ini kaya dengan motif-motif etnik. Belum banyak yang tahu tentang motif-motif itu," ungkapnya.

Dalam lukisannya, Etnik Nusantara 1 dan Etnik Nusantara 2, Amdo banyak mengeksplorasi ornamen-ornamen itu. Hanya, lukisan dengan gaya barunya itu diberi sentuhan ekspresif. Sehingga detail motifnya terlihat sedikit bias, namun, komposisi keseluruhannya tetap harmonis.

Jika Amdo konsisten dengan motif etnik, pelukis Taufik juga konsisten dengan figur wayang dan kisah di dalamnya. Ia menggambarkan keadaan masa depan lewat kisah gugurnya Resi Bisma, lewat lukisan Bisma Gugur. Dalam karya tersebut, ia mengisahkan kematian Bisma sebagai pembuka jalan kemenangan Pandawa melawan Kurawa, dalam kisah Mahabharata. 

"Gugurnya Bisma dapat berarti hilangnya nilai-nilai usang. Nilai yang tak lagi relevan dengan perubahan zaman. Seperti tema Energy of Future. Kemajuan akan membawa perubahan. Semoga perubahan positif," ujarnya.

BACA JUGA:Mr D dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan: Memproses Informasi Visual dengan Kodeisme


Energy of Future, Cara Seniman persepsikan Masa Depan. Para pengunjung melihat karya-karya Taufik Kamajaya. Karya tersebut bertema kisah pewayangan dari wiracarita Mahabharata.-Guruh DN-

Karya selanjutnya adalah Karna Larung. Kisah Adipati Karna, sulung Pandawa yang tak diinginkan. Bayinya dilarung ke sungai dan ditemukan oleh seorang kusir kereta. Dalam perjalanannya, ia tumbuh sebagai ksatria besar dan pejuang sejati. Meski harus melawan saudara-saudara kandungnya.

Taufik berpesan, walaupun besar di lingkungan kurang berada, seseorang tetap harus berupaya untuk bangkit. Berjuang demi mencapai kesuksesan yang diinginkan. "Semangat Karna harus dimiliki oleh para pemuda masa kini. Semangat pantang menyerah dan terus berusaha," ungkap perupa 73 tahun itu.

Perupa Pingki Ayako melukis tema tersebut melalui empat karyanya. Karya seri yang berjudul Wakil Warga. Lukisan itu merupakan gambaran keadaan warga Kampung Tambak Bayan Surabaya. Ia pernah meneliti tentang kampung tersebut berikut permasalahan terkait penggusuran dan sebagainya.

Melalui lukisan itu Pingki berharap, pada masa depan warga di kampung itu dapat hidup layak. Pun kampung tersebut dapat semakin maju.

Selain Taufik, Amdo, Hence, dan Pingki, terdapat para perupa lain yang turut serta. Yakni perupa senior Setyoko, Djagad Ngadianto, Beni Dewo, Anny Djon, Esti S Ardian, serta Nunung Harso. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: