Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (7): Prestise Dua Wangsa

Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (7): Prestise Dua Wangsa

Pengunjung Petirtaan Belahan sedang mengambil air dari arca jaladwara. Kedua arca tersebut adalah perwujudan Dewi Parwati. -Ahmad Rijaluddin-

Konon, di atas kedua situs tersebut hingga ke puncak sangat jarang ditemukan sumber air. Para resi era Hindu-Buddha pun membawa bekal air dari kedua petirtaan itu sebelum melakukan pendakian. 

Terbukti, di sepanjang lereng Penanggungan, di atas petirtaan, di sekitar situs-situs yang terserak, banyak ditemukan potongan gerabah. Berfungsi sebagai wadah-wadah air. "Memang banyak ditemukan pecahan-pecahan gerabah di atas. Bahkan ada juga Candi Gentong di Lereng Penanggungan. Mungkin situs itu sebagai pusat penyimpanan air," ujar pria 60 tahun itu.
Petirtaan Belahan dibangun oleh Wangsa Rajasa. Sedangkan Petirtaan Jolotundo dibangun oleh Wangsa Isyana. Keduanya merupakan simbol prestise dua wangsa besar. -Ahmad Rijaluddin-

Lantas pada masa siapa Petirtaan Belahan dibangun? Apakah pada era Singhasari, atau Majapahit? Itu juga misterius. Karena Belahan tak menyimpan satu pun enkripsi angka tahun atau guratan prasasti. Tak seperti Jolotundo yang punya keduanya.

BACA JUGA: Menyingkap Situs Petirtaan di Lereng Penanggungan (1): Samudera Mantana di Jolotundo

Namun, ada satu pendapat dalam buku Arkeologi Pawitra karya Agus Aris Munandar. Ia berasumsi bahwa situ tersebut mungkin dibangun pada masa pemerintahan Rani Tribhuwanotunggadewi. Raja perempuan Majapahit yang memerintah pada 1328-1351 Masehi. 

Alasannya, arca perwujudan raja tersebut mirip dengan arca Parwati di Candi Rimbi yang terletak di Jombang. Dalam berbagai situs percandian, Tribhuwanotunggadewi memang kerap digambarkan sebagai sosok Parwati. Cakti atau istri Dewa Siwa. 

Dengan demikian, situs Petirtaan Belahan bercorak Siwaistis. Bukan Waisnawa atau Wisnu, seperti situs Jolotundo. Sebab, era Singhasari hingga Majapahit memang dikenal bercorak Siwa atau Buddha. Bahkan Siwa-Buddha sekaligus. Karena dalam berbagai peninggalan, bentuk arsitekturnya memadukan kedua kepercayaan tersebut. (Guruh Dimas Nugraha)

BACA JUGA: Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (8): Terancam Runtuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: